TUGAS KELOMPOK
TENTANG BUDAYA
ORGANISASI
DISUSUN OLEH:
ALDINO SYAHPUTRA 1601110017
GENNA ANGGINI ERZEN 1601122118
ZAKIYAH ULFA ARYANI 1601114617
HIMPUNAN MAHASISWA
ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
RIAU
2017
BUDAYA
ORGANISASI
PT. HARTONO
ISTANA TEKNOLOGI
(POLYTRON)
Polytron
memiliki unit penelitian dan
pengembangan yang benar-benar berfungsi untuk menemukan hal-hal baru untuk
inovasi produk maupun proses produksi. Polytron memiliki suatu filosofi yang
mereka sebut “The Polytron C&C Way“.Menurut buku saku “The
Polytron C&C Way“, maka C&C adalah kependekan dari “Creativity
and Commitment“. Creativity ditulis di depan untuk menunjukkan
bahwa kreativitas lebih dibutuhkan untuk kemajuan. Kemudian disebutkan juga bahwa
perlu dijaga suatu keseimbangan antara kreativitas dan komitmen supaya tidak
terjadiover-creativity ataupun over-commitment.
Kreatif
yang berlebihan adalah sikap yang menekankan kepada kreatifitas sehingga
berpotensi terjadinya hal-hal yang liar. Sementara itu komitmen yang berlebihan
berpotensi menciptakan situasi yang kaku dan pasif. Dengan demikian Polytron
mengembangkan sumber daya manusianya dengan menyeimbangkan kreatifitas dan
komitmen masing-masing pribadi untuk tidak terbelenggu (tidak kreatif) dan
tidak liar (semaunya atau seenaknya sendiri).
Budaya
Organisasi selanjutnya yang ada di PT. HARTONO ISTANA TEKNOLOGI yaitu TemuEling yang berasal dari bahasa Jawa. Temu berarti menemukan sesuatu yang dilandasi oleh proses berpikir
kreatif (creative
mind), sedangkan Eling adalah suatu proses merenung dan sadar untuk membangkitkan
suatu komitmen dalam perbaikan. Ini masih dalam rangka implementasi C&C
yang dijelaskan sebelumnya. Jadi TemuEling adalah suatu proses
perenungan/refleksi yang mendalam agar kita berkomitmen dalam melakukan
perubahan secara kreatif dan terus-menerus. Ini adalah suatu bentuk prinsip
manajemen Jepang yaitu Hansei dan Kaizen yang diadaptasi dengan kondisi lokal
Polytron yang berlokasi di Jawa Tengah, yang tentu saja memiliki lingkungan
budaya Jawa.
Kemudian,
Budaya Organisasi 7-AT Kiat Kita. Ketujuh “AT” itu adalah hebAT citra, pesAT teknologi, cermAT mutu, hemAT biaya, tepAT delivery, sehAT pribadi, kuAT potensi. Dalam pandangan Polytron, ini adalah penjabaran dari
prinsip 3i yaitu improvements – innovations –
inventions yang mereka miliki. Improvements berarti selalu memperbaiki produk dan proses yang ada saat
itu, lalu innovation adalah pembaharuan dari produk atau proses yang ada saat ini,
dan terakhir, invention adalah penemuan baru yang dapat dipatenkan atau menghasilkan
produk unggulan. Sampai saat ini Polytron sudah memiliki banyak sekali paten
yang berkaitan dengan teknologi elektronika. Dengan filosofi 7-AT Kiat Kita
ini, mereka berupaya untuk memproduksi produk-produk elektronika berkualitas
dengan proses produksi yang efektif dan efisien, dan yang terpenting,
memanusiakan semua insan Polytron.
Hal
yang menarik adalah prinsip pembelajaran Polytron, yaitu 4T, yaitu Tahu, Trampil,
Terpercaya, serta Terwariskan. Tahu adalah langkah awal bagi seseorang untuk
bisa menguasai suatu bidang keahlian tertentu. Trampil adalah, setelah
sesoerang berpengetahuan cukup dalam suatu bidang, maka dia harus
mempraktikkannya sehingga menjadi trampil. Terpercaya maksudnya adalah, setelah
seseorang memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam suatu bidang pekerjaan
atau keahlian tertentu, maka dia akan dipercaya untuk melakukan pekerjaan
tersebut tanpa ada keraguan lagi dari pihak lain. Terwariskan maksudnya adalah,
jika seseorang sudah terpcaya melakukan tugas-tugas atau keahlian tertentu,
maka sudah sepatutnya dia mewariskan kemampuan itu kepada orang lain, terutama
mereka yang masih muda atau pemula.
Hal
menarik berikutnya adalah bagaimana mereka lebih banyak menekankan kepada
pengembangan soft-skills (80%) ketimbang hard-skills (20%)
dalam proses pengembangan sumber daya manusianya. Polytron sangat percaya
kepada komposisi ini, sehingga mereka pun mewujudkannya ke dalam proses
pendidikan dan pelatihan SDM-nya.
Terakhir,
di Polytron berkembang suatu budaya Tiga Kata Ajaib, yaitu “terima kasih”, “maaf“, dan “tolong“. Ini menunjukkan suatu budaya yang rendah hati atau humble,
dan di Polytron tidak dikembangkan budaya komando, memerintah, apalagi arogan.
Bahkan para pimpinan perusahaan untuk “memerintahkan” bawahannya pun
menggunakan kata-kata “tolong” dan diakhiri dengan “terima kasih”. Budaya
menggunakan kata “maaf” pun digalakkan, dan ini menunjukkan mereka sangat
menjaga harmoni, dan mirip dengan pola manajemen Jepang, maka konflik pun dihindarkan.
Mereka membungkus semua ini dengan budaya “smile” yang mengejewantahkan
sikap keramah-tamahan dengan berbagai pihak. Menurut saya ini sangat selaras
dengan prinsip five-level leadership yang diungkapkan oleh Jim
Collins dalam bukunya Good to Great, yang menjelaskan apa yang membuat sebuah
perusahaan menjadi “great company”.
CITRA PERUSAHAAN
1. Tagline
Polytron “ Memang Canggih “
Tagline baru ini
mencerminkan visi dan misi perusahaan yang selalu berkomitmen untuk meraih dan
menjaga prestasi terbaik, untuk membuat dan memasarkan produk elektronik
berteknologi tinggi dan canggih dengan desain yang bercita rasa seni
tinggi serta kualitas performansi yang luar biasa untuk memuaskan konsumen
setianya. Dengan tagline baru ini, citra positif Polytron semakin meningkat.
Selama ini, Polytron dikenal sebagai satu-satunya perusahaan elektronik
buatan Indonesia yang menghasilkan produk berkualitas dan mampu bersaing
dengan banyaknya kompetitor dari luar negeri.
2.
Polytron Bagi-bagi Hadiah
Polytron
meningkatkan Citra Perusahaan dengan strategi bagi-bagi hadiah. Polytron menggelar program “DVD player Bagi-bagi
Hadiah”. Setiap pembeli DVD player Polytron akan mendapatkan kupon
hadiah. Kupon bisa langsung digosok di tempat. Jika pembeli beruntung, hadiah bisa
langsung dibawa pulang. Untuk itu Polytron telah menyediakan ribuan
hadiah. Mulai dari LCD TV 24 inci, TV 21 inci, serepangkat home theatre,
mesin cuci, lemari es, pemutar DVD, dan lainnya. Manajemen Polytron sanggup
membuktikan bahwa program promosi ini masih ampuh dalam
meningkatkan penjualannya
serta citra perusahaanya. Program ini
merupakan wujud apresiasi kepada konsumen, sekaligus bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dan
Citra Perusahaan , menurut Santo
Kadarusman, Public Relation and Marketing Event Manager Polytron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar