Sabtu, 05 Oktober 2019

Capital Budgeting (Penganggaran Modal)


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Penganggaran modal atau capital budgeting adalah suatu aspek penting bagi manajer dalam mengambil keputusan investasi. Investasi adalah penempatan dana di masa sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan R pi. Investasi tidak hanya yang berkaitan dengan bidang keuangan saja namun dapat berupa penggantian, perluasan produk atau pasar yang sudah ada, perluasan ke produk atau pasar baru, proyek keselamatan dan/atau lingkungan hidup dan lain-lain (Brigham, 2011).

Keputusan dalam berinvestasi harus dipertimbangkan dengan baik karena perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah yang besar untuk berinvestasi dan dana yang ditanamkan dalam investasi tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan atau kegiatan usaha sehingga manajer harus melakukan perhitungan dengan teliti agar investasi yang dilakukan tidak membawa kerugian bagi perusahaan.

Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan. Persaingan antar perusahaan makin ketat sehingga manajer dituntut untuk melakukan pertimbangan dan perencanaan yang matang agar keputusan penganggaran modal yang diambil tepat sehingga perusahaan dapat bertahan dalam persaingan dan bahkan dapat memperluas kegiatan usahanya

Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan Dan bagaimana cara menjualnya.

            Dapat disimpulkan bahwa penganggaran modal sangatlah penting bagi sebuah perusahaan dikarenakan penganggaran modal sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi sehingga perusahaan tersebut dapat bertahan. Oleh karena itu, saya tertarik untuk membahas mengenai Penganggaran Modal / Capital Budgeting agar kita dapat sama-sama memahami dan mengetahuinya.

 

1.2    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian penganggaran modal?

2.      Bagaimana pentingnya penganggaran modal?

3.      Bagaimana tahap-tahap penganggaran modal?

4.      Bagaimana manfaat penganggaran modal?

5.      Bagaimana kriteria penetapan peringkat atas penganggaran modal?

6.      Bagaimana pengaruh inflasi terhadap capital budgeting?

1.2    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian penganggaran modal

2.      Mengetahui pentingnya penganggaran modal

3.      Mengetahui tahap-tahap penganggaran modal

4.      Mengetahui manfaat penganggaran modal

5.      Mengetahui kriteria penetapan peringkat atas penganggaran modal

6.      Mengetahui pengaruh inflasi terhadap capital budgeting

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Capital Budgeting/ Penganggaran Modal

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan R pi.

Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap Penganggaran modal (capital budgeting) adalah keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai dengan pengambilan keputusan untuk pengeluaran sejumlah dana (investasi) dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun.

Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satutahun tersebut tidaklah mutlak, termasuk dalam pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva, yaitu tanah, bangunan, mesin, alat-alat lainya.

Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University: “Capital Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital assets”. Penganggaran Modal adalah proses yang digunakan untuk mengevaluasi investasi dalam jangka panjang atau modal aktiva. Sedangkan menurut Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt Penganggaran Modal adalah proses keputusan yang digunakan manajer untuk mengidentifikasi mereka proyek yang menambah nilai perusahaan, dan karena itu mungkin yang paling penting tugas yang dihadapi oleh manajer keuangan dan staf mereka.

Dalam buku (Anggaran Bisnis karangan Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini) dijelaskan Pengagaran adalah suatu proses perencanaan yang mencakup penganalisaan dan pemilihan berbagai investasi modal. Investasi dalam aktiva tetap adalah dana yang tertanam akan diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam beberapa tahun secara berangsur – angsur melalui depresiasi.




2.2 Pentingnya penganggaran Modal
            Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang manajer dihadapkan pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor yang cukup penting ialah jangka waktu capital budgeting yang relatif lama sehingga pengambilan keputusan akan menjadi kurang fleksibel. Sebagai contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualan di masa mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualan untuk masa 10 tahun mendatang. 
Capital budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli. Perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan aktiva tetapnya jauh-jauh hari akan mempunyai cukup waktu luang untuk membeli dan memasang peralatannya sebelum penjualan mencapai kapasitas penuh.
Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karena penambahan aktiva tetap lazimnya memerlukan pengeluaran yang besar, dan sebelum perusahaan membelanjakan uang dalam jumlah besar, diperlukan penyusunan rencana yang matang dan tepat.
2.3 Langkah-Langkah Penganggaran Modal
Dalam melakukan proses penganggaran modal (Capital Budgeting) terdapat enam  langkah-langkah  yang  harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Biaya proyek harus ditentukan. Hal ini mirip dengan penentuan harga yang harus dibayar untuk saham atau obligasi.
 2. Manajemen mengestimasi arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut, termasuk nilai jual aktiva setelah masa penggunaannya berakhir. Hal ini sama dengan mengestimasi dividen atau bunga yang akan diterima saham atau obligasi. 
3. Tingkat risiko dari proyeksi arus kas harus diestimasi. Untuk hal ini manajemen memerlukan informasi mengenai distribusi probabilitas dari arus kas.  
4. Selanjutnya setelah tingkat risiko dari proyeksi arus kas dan tingkat bunga yang bebas risiko atau krf  ditentukan, manajemen menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek bersangkutan. Arus kas dari proyek akan didiskontokan terhadap biaya modal tersebut. Hal ini sama dengan menentukan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atas saham.
5. Kemudian, arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang sehingga estimasi nilai aktiva tersebut bagi perusahaan dapat diketahui. Hal ini sama dengan mencari nilai sekarang dari dividen yang diharapkan di masa mendatang.
6. Akhirnya, nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dibandingkan dengan jumlah pengeluaran, atau biaya, dari proyek tersebut; jika nilai sekarang dari arus kas tersebut melebihi biaya proyek, maka proyek tersebut dapat diterima. Jika tidak, maka proyek harus ditolak.
Jika investor perorangan mempelajari dan melakukan investasi pada saham dan obligasi yang harga pasarnya lebih kecil daripada nilainya yang sebenarnya, maka nilai dari portfolio investor tersebut akan meningkat.  Begitu juga jika perusahaan menciptakan peluang investasi dengan nilai sekarang yang lebih besar daripada biayanya, nilai perusahaan akan naik.  Dengan demikian, ada keterkaitan langsung antara penganggaran modal dan nilai saham.  Makin efektif prosedur penganggaran modal perusahaan, maka makin tinggi pula harga sahamnya.
2.4 Manfaat Penganggaran Modal

1.      Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka

       waktunya lebih dari satu tahun.

2.      Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment

3.      Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.

4.      Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.


2.5 Kriteria Penetapan Peringkat Atas Penganggaran Modal
Ada delapan (8) metode utama untuk menetapkan peringkat proyek dan untuk memutuskan apakah proyek bersangkutan dinilai layak untuk dimasukkan dalam anggaran modal (Brealey & Myers: 1991).  Metode pemeringkatan (rangking methods) adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan modal.  Delapan metode tersebut adalah:
1. Periode pengembalian atau pelunasan (Payback Period )
2. Periode pengembalian yang didiskontokan (Discounted Payback Period)
3. Tingkat pengembalian akuntansi (Accounting Rate of Return)
4. Nilai tunai netto (Net Present Value)
5. Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return)
6. Tingkat pengembalian internal termodifikasi (Modified Internal Rate of Return)
7. Indeks Profitabilitas (Profitability Index)
8. Tingkat pengembalian perpetuitas (Perpetuity Rate of Return) 
Metode rangking yang dipakai dalam penelitian ini adalah discounted payback period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index.
2.5.1. Periode Pengembalian Yang Didiskontokan (Discounted Payback Period)
Discounted Payback Period adalah jumlah tahun yang diperlukan agar jumlah arus kas yang didiskontokan dengan k, biaya modal, sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal.    Metode pengembalian kas yang didskontokan memang memperhitungkan nilai waktu dari uang.  Akan tetapi, metode ini tetap mempunyai kelemahan yaitu tidak mempertimbangkan seluruh arus kas.
2.5.2. Nilai Tunai Netto (Net Present Value)
Mengingat adanya kelemahan-kelemahan dalam metode periode pengembalian, metode-metode baru dikembangkan untuk memperbaiki evaluasi proyek.  Upaya pengembangan ini mengarah pada apa yang disebut teknik arus kas yang didiskontokan (DCF techniques), dimana nilai waktu dari uang ikut dipertimbangkan. 
DCF techniques adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan investasi dengan menerapkan konsep nilai waktu dari uang; dua diantaranya adalah metode nilai sekarang dan metode internal rate of return.  Salah satu dari metode DCF adalah metode nilai tunai netto (NPV method) adalah metode untuk menetapkan peringkat dari usulan investasi dengan menggunakan NPV, yaitu nilai sekarang dari arus kas bersih dimasa mendatang dengan didiskontokan terhadap biaya modal marjinal.  Langkah-langkah  penerapan dan criteria penerimaan dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Hitung nilai sekarang dari setiap arus kas, baik arus kas masuk maupun keluar, dengan faktor diskonto sebesar biaya modal proyek.
2. Jumlahkan arus kas yang telah didiskontokan tersebut; hasil penjumlahan inilah yang disebut NPV proyek.
3. Jika NPV positif, proyek dapat disetujui; jika NPV negatif, proyek sebaiknya ditolak; dan jika proyek-proyek  yang dikaji bersifat mutuallyexclusive, maka proyek yang menghasilkan NPV terbesar harus dipilih. 
Dimana:
CFt = the annual free cash flow in time period t ; arus kas tahunan  dalam jangka waktu proyek 
K = The appropriate discount rate; the required rate of return or cost  of capital; tingkat biaya modal yang diseduaikan 
IO = the initial cash outlay; pengeluaran investasi pertama kali 
N = the project’s expected life; umur proyek yang diharapkan
2.5.3. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) 
Metode internal rate of return (IRR) adalah metode pemeringkatan usulan investasi dengan berpatokan pada IRR dari aktiva bersangkutan, dimana IRR dihitung dengan menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk masa mendatang dengan nilai sekarang dari biaya investasi. 
IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan PV (present value) dari arus kas masuk proyek dengan PV dari biaya proyek tersebut.
 
Kriteria Penerimaan
 Kriteria penerimaan dalam IRR adalah membandingkan IRR sesungguhnya dengan IRR yang diminta, hal ini dikenal dengan tingkat batas (hurdle rate).  Selanjutnya diasumsikan tingkat pengembalian yang diminta sudah diketahui.  Jika IRR melebihi tingkat pengembalian yang diminta maka proyek akan diterima, jika tidak maka proyek akan ditolak. 
2.5.4. Indeks Profitabilitas (Profitability Index) 
Indeks profitabilitas atau rassio manfaat biaya dari suatu proyek adalah rasio dari nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan terhadap arus keluar kas awal. Profitability Index Merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara Present Value dari Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya Iebih besar dari 1 maka investasi diterima. Bila hasilnya kurang dari 1, maka investasi ditolak. Rumus yang digunakan adalah:
Profitability Index = PV Proceeds /  PV Outlays
Dimana :
PV = Present Value
Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceeds = Jumlah uang yang diterima
Untuk PD. Maju Jaya, nilai profitability indexnya adalah:
Profitability Index = = Rp. 164.430 / Rp. 120.000=1,37
PD. Maju Jaya memiliki nilai Profitability Index sebesar 1,37. Nilai tersebut lebih besar dari 1 sehingga investasi dari PD. Maju Jaya dapat diterima. Syarat investasi Iayak adalah apabila nilai Profitability Index Iebih besar dari satu, sedangkan bila kurang dari satu, maka investasi ditolak.
2.6 Pengaruh Inflasi Terhadap Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capitalbudgeting.Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkatpenghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu keduakomponen tersebut perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1.Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.

2. Hitung tingkat penghasilan nominal :

            (1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1


 Contoh Kasus1.

PT Aqila mempertimbangkan mengganti salah satu mesin produksinya. Ada dua mesin yangdiusulkan, yaitu mesin A dan B. Kedua mesin tersebut akan menghasilkan return yang sama.Usulan investasi mesin A memiliki umur ekonomis 3 tahun dan investasi mesin B selama 2tahun. Investasi mesin A adalah Rp 50.000.000 dengan biaya sebesar Rp 15.000.000 pertahun. Sedangkan investasi mesin B adalah Rp 40.000.000 dengan biaya Rp 18.000.000 pertahun. Jika discount rate yang diperhitungkan adalah 20%, usulan investasi mesin mana yang sebaiknya dipilih?. Jawab:

Initial Invesment:
Harga Mesin Baru                                                              Rp          380.000,-
Harga Mesin Lama                                 Rp 320.000,-
Akm Dep (5 Tahun)                               Rp 150.000,-
       Nilai Buku                                                                 ( Rp 170.000.000 )
Laba Penjualan Mesin Lama                   Rp 40.000.000,-
Tax 20%                                                 Rp 8.000.000,- ( Rp    32.000.000)
         Initial Investment                                                        Rp 178.000.000
Aliran kas masuk (proceeds):
Penghematan biaya pertahun                                            Rp   80.000.000
Penyusutan mesin lama pertahun            Rp 30.000.000
Penyusutan mesin baru pertahun             Rp 72.000.000
         Penambahan Penyusutan                                            (Rp   42.000.000)
       Penghematan bersih pertahun                                    Rp   38.000.000
Pajak 20%                                                                         Rp     7.600.000
       Laba setelah pajak                                                      Rp   30.400.000
Penambahan penyusutan                                                   Rp   42.000.000
       Proceeds                                                                     Rp   72.000.000
P.V. dari Proceeds th 1-5= 72.400.000 x 2,9906 = Rp 216.519.440
P.V. dari nilai sisa tahun ke 5= 20.000.000 x 0.4019 = Rp 8.038.000
       Total P.V. aliran kas masuk                                        Rp 224.557.440
       Invesment                                                                   (Rp 178.000.000)
       NPV                                                                             Rp  46.557.440

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

1.      Penganggaran modal (capital budgeting) adalah keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai dengan pengambilan keputusan untuk pengeluaran sejumlah dana (investasi) dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun.

2.      Dalam penganggaran modal memiliki 3 alasan kenapa penganggaran modal itu penting.

a.       Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.

b.      Penganggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva

c.       Pengeluaran sangatlah penting

3.      Dalam penganggaran modal ada beberapa tahapan dalam menyusun anggaran modal

a.       Biaya proyek harus ditentukan

b.      Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva

c.       Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)

d.      Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek

e.       Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.

f.       Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya,

4.      Manfaat adanya penganggaran modal

a.       Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.

b.      Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment

c.       Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.

d.      Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making

5.      Metode-metode yang dapat dilakukan dalam pengambilan keputusan adalah payback periode, net present value, internal rate of return, profitability index, Accounting Rate of Return.

3.2     Saran

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kesalahan, oleh sebab itu kami sangat membutuhkan saran dari pembaca terutama dari Ibu Dosen (Dra. Ruzikna, M.Si) selaku pembimbing dalam mata kuliah.

 


Pengembangan Bisnis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Indonesia sebagai Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, memiliki peluang besar untuk menguasai pasar ASEAN. Yakni dengan total jumlah penduduk Indonesia hampir 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN.1 Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial.
Produktivitas, SDA dan SDM yang dibutuhkan untuk mendukung Indonesia dalam upaya menguasai pasar ASEAN itupun sebenarnya telah dimiliki Indonesia, yakni Indonesia memiliki UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan UMKM, adalah usaha yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu bertahan dan menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi.
Pada dasarnya UMKM berperan dalam mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. UMKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Ekonomi yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Tentunya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini memiliki kedudukan yang potensial dalam perekonomian Indonesia, terlebih apabila mampu bersaing di pasar ASEAN. Di sisi lain, UMKM menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang dihadapi oleh UMKM adalah kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan.
Kota Pekanbaru merupakan  ibu Kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi2. Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, dan terminal bus terminal antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku. Saat ini kota Pekanbaru sedang berkembang pesat jadi kota dagang yang multietnik, Keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk di manfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Kota Pekanbaru yang pesat akan bisnis ini memiliki belasan ribu UMKM yang terdaftar pada Bank Rakyat Indonesia. Data BRI, tercatat sebanyak 13.531 UMKM yang ada di Pekanbaru3.
Beraneka ragam produk telah dihasilkan oleh para pelaku UMKM di Pekanbaru, usaha yang mereka jalankan tidak luput dari terdapatnya masalah klasik yang ada didalamnya, masalah tersebut antara lain produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM memiliki kualitas yang bagus dan sudah ada di pasaran (gerai-gerai UMKM), namun kurang begitu laku dipasaran. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kerisauan. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa industri kecil tetap saja mengalami kesulitan, padahal target utama dari pemerintah adalah menumbuh kembangkan industri kecil sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan, menyerap tenaga kerja dan menurunkan angka kemiskinan. Faktor yang menjadi masalah dari UMKM sebagai industri kecil adalah kurangnya pengembangan produk dan kurang gencarnya promosi produk. Hal ini mengakibatkan kurangnya daya tarik konsumen untuk membeli produk UMKM tersebut. Salah satu UMKM itu adalah Pizza Party Tampan, Pekanbaru.
Pizza Party merupakan sebuah UMKM yang bergerak disektor makanan pizza. Pada mulanya pizza party ditujukan untuk masyarakat agar dapat memakan pizza dengan harga yang murah. Karena banyaknya muncul outlet-outlet Pizza dengan merk lain dengan harga yang terjangkau dan tampilan outlet yang menarik. Kondisi ini membuat pizza party tidak dapat bersaing dengan munculnya outlet-outlet tersebut.
Mengembangkan sebuah produk  dan promosi memang bisa dibilang memakan biaya yang tidak sedikit, namun dapat digunakan jangka panjang untuk bisnis berkelanjutan. Biaya yang tidak sedikit dalam hal itupulalah yang membuat para pelaku UMKM kurang dalam mengembangkan produk dan melakukan promosi, maka dari itulah diperlukannya sebuah alternatif pengembangan produk dan promosi yang tidak telalu memerlukan biaya yang besar namun cukup efektif untuk menjangkau konsumen. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis Berkelanjutan pada Usaha Pizza Party Tampan, Pekanbaru”.
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara mengembangkan promosi produk Pizza Party?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian berguna untuk menetapkan arah penelitian dan ditetapkan dengan tujuan agar penelitian tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan diatas yaitu:
            1. Apa yang di maksud dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara mengembangkan promosi produk Pizza Party?

1.4 Manfaat Penulisan
            Dalam Penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritik, sebagai berikut:
            1.4.1 Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Bisnis Berkelanjutan melalui Pengembangan Produk dan Promosi. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan bisnis, bisnis berkelanjutan dan manajemen strategis, dan menjadi referensi untuk para peneliti selanjutnya yang ingin menganalisis pada variable penelitian ini,
            1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat secara praktis khususnya pada pihak-pihak sebagai berikut:
a.    Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan perspektif baru tentang keterlibatan Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis Berkelanjutan pada usaha Pizza Party, Tampan, Pekanbaru.
b.    Bagu UMKM Pizza Party, penelitian ini memberi pandangan baru dalam membangun strategi bisnis berkelanjutan dan mampu menghadapi persaingan di era digital yang dinamis dengan kecepatan perubahan-perubahan teknologi dan informasi.
c.    Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan penelitian empiris terhadap literature ilmiliah yang berkonsentrasi dan peduli pada peningkatan kualitas UMKM di Indonesia.
d.   Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan bahan rujukan riset dimasa yang akan datang, khususnya pada bidang keilmuan perencanaan dan pengembangan bisnis, bisnis berkelanjutan dan manajemen strategis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Pengertian Pengembangan Usaha
            Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka  besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.
            Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain-lain.
2.2       Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Pandji Anoraga (2007), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain:
Tahap I: Identifikasi Peluang
Perlu mengidentifikasi peluang dengan didukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti:
1. Rencana Perusahaan
2. Saran dan usul manajemen kecil
3. Program dan pemerintah
4. Hasil berbagai riset peluang usaha
5. Kadin atau asosiasi usaha sejenis
Tahap II: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap III: Seleksi Altenatif
Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Ketersediaan Pasar
2. Resiko Kegagalan
3. Harga
Tahap IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih
Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih.
Tahap V : Evaluasi
Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
2.3       Jenis –Jenis Strategi Pengembangan Usaha
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2009).
2.3.1 Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009). Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Strategi pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Di samping itu sekaligus melakukan pengembangan produk, bagi upaya mendalami pengaruh dari siklus yang dikenal sebagai product life style.
Penekanan dari pelaksanaan strategi pengembangan produk adalah untuk meningkatkan daya tarik produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan reputasi perusahaan, serta memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Menurut David (2009), lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif, yaitu:
a. Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
b. Ketika organisasi berkompetensi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat.
c. Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”.
d. Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuan tinggi.
e. Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
2.3.2    Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru (David, 2009). Strategi pengembangan pasar dipilih untuk dijalankan dengan pertimbangan dapat dilakukannya pengkoordinasian, sehingga akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih kecil. Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran produk yang sekarang dijalankan, dengan pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam pengoperasian baik untuk pelanggan yang ada, maupun untuk pelanggan baru. Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan saluran distribusi dan cabang perusahaan, serta mengubah dan meningkatkan program advertensi dan promosi. Pengembangan pasar adalah suatu keputusan stratejik dari suatu perusahaan atau korporasi ( Assauri, 2013). Keputusan stratejik itu diarahkan untuk dapat memanfaatkan peluang pasar bagi pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.
Keberhasilan ini diharapkan suatu perusahaan dapat mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dalam pelaksanaanya suatu strategi pemasaran perusahaan menggambarkan rencana bermain manajerial untuk keberhasilan dalam menjalankan penjualan dan bagian pemasaran dari suatu bisnis. Suatu perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan pasarnya dengan penekanan pada lingkup stratejik di dalam suatu industri, dengan menawarkan lebih banyak produk/teknologi/jasa guna membuka jalan untuk segmen pasar yang lebih banyak.
Menurut David (2009) ada enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu:
a. Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik.
b. Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya.
c. Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.
d. Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.
e. Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
f. Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global
dalam cakupannya.
2.3.3    Strategi Pengembangan yang Terkonsentrasi
Strategi pengembangan yang terkonsentrasi memfokuskan pada suatu kombinasi produk dan pasar tertentu. Suatu pertumbuhan terkonsentrasi merupakan strategi perusahaan yang langsung menekankan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu produk tunggal, dalam suatu pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan. Pemilihan secara rasional atas pendekatan ini adalah melakukan penetrasi pasar dengan strategi terkonsentrasi, yang dimanfaatkan perusahaan atas pengalaman pengolahan operasi bisnis perusahaan di dalam suatu arena bisnis persaingan.
Strategi pengembangan yang Terkonsentrasi diarahkan untuk mempertinggi kinerja perusahaan. Dimungkinkannya hal ini, karena didukung oleh kemampuan menilai kebutuhan pasar, pengetahuan tentang perilaku pembeli, sensitivitas harga pelanggan dan efektivitasdari advertensi dan promosi. Suatu perusahaan menjalankan strategi pertumbuhan yang terkonsentrasi secara berhasil, bila didukung oleh pengembangan keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi upaya pencapaian keberhasilan bersaing.
2.3.4    Strategi Inovasi
Strategi inovasi menjadi perhatian bagi suatu perusahaan, karena dalam  banyak industri apabila tidak dilakukan inovasi akan dapat meningkatkan timbulnya risiko yang dihadapi perusahaan itu. Strategi inovasi selalu dibutuhkan perusahaan baik untuk produk-produk industri, maupun untuk barang-barang konsumsi , karena selalu diharapkan adanya perubahan atau kemajuan dari produk yang ditawarkan. Di dalam era persaingan, kompetensi suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk yang sama dengan biaya yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi baru yang lebih maju.
2.3.5    Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenisMdioperasikan pada pasar produk yang sama.
2.4 Bisnis Berkelanjutan
            Menurut Bantacut (dalam Angga, 2018), bisnis berkelanjutan merupakan integrasi manajemen lingkungan dalam pengembangan usaha. Dalam bisnis berkelanjutan dipengaruhi manajemen lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Setiap bisnis pasti dibangun dengan tujuan utama untuk bertahan lama dan menghasilkan keuntungan. bisnis yang dapat tetap eksis dan berkelanjutan merupakan bisnis yang visioner. Konsep bisnis yang berkelanjutan mengarus utamakan bukan hanya sekedar memasarkan, tetapi sisi lain yakni Pengembangan Bisnis.
2.5 Tahap Desain Model Pengembangan Bisnis
            Tahap akhir dari strategi pengembangan bisnis adalah mendesain model bisnis berdasarkan rumusan strategi. Desain model pengembangan bisnis yang sederhana dapat dilakukan dengan metode model bisnis kanvas. Berikut cara mendesain model bisnis menggunakan model bisnis kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010). 
Menurut Osterwalter (2010), menyatakan bahwa membuat desai model bisnis kanvas dimulai dengan menentukan “segmen pelanggan”. Hal ini dikarenakan Pelangganlah yang menentukan kehidupan organisasi. Perusahaan harus menetapkan customer segment yang paling mungkin membeli produk kita atau pelangganlah yang menentuk produk yang dijual nantinya. Selanjutnya mengisi kotak proporsi nilai merupakan pernyataan keunikan produk ataupun jasa yang dijanjikan perusahaan kepada customer segment yang dibidik. Selanjutnya adalah mengisi kotak saluran pemasaran. Saluran pemasaran menjelaskan cara organisasi mengomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya. Selanjutnya, kotak mengisi kotak hubungan dengan pelanggan karena kotak ini mendefinisikan seberapa besar kegiatan organisasi dalam menjaga hubungan dengan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah mengisi kotak aliran pendapatan atau sumber dana yang diperoleh perusahaan. 
Setelah kotak yang menentukan alur tujuan perusahaan terisi. Selanjutnya mengisi kotak yang mendukung kinerja perusahaan yaitu kotak sumber daya kunci, aktifitas kunci, kemitraan diatur sedemikian rupa sehingga efisien. Efesiensi dalam kotak-kotak ini sangat diperlukan untuk menjaga kotak struktur biaya dapat optimal.
Key Partnership
Key Activity
Value Prepotition
Customer Relationship
Customer Segmentation
Key Resource
Curved Down Arrow: vChannel
                    Cost Structure
                           Revenue Stream
Gambar 1. Desain Penyusunan Model Bisnis Kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010)

BAB III
METODE PENULISAN
Objek pada penelitian dalam paper ini yaitu Pizza Party Tampan, Pekanbaru. Pizza Party merupakan salah satu UMKM yang berada di Pekanbaru yang memiliki beberapa cabang, salah satunya di Kec. Tampan. Sumber data paper ini terdiri dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang berasal dari narasumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini yaitu Pizza Party Tampan. Sedangkan data sekunder berasal dari buku-buku literature, jurnal ilmiah dan sebagainya.
             Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara tertutup dan studi kepustakaan. Instrumen pengumpulan data yaitu pedoman wawancara. Data yang telah masuk di analisis dengan metode deskriptif dengan langkah-langkah menemukan dan menggambarkan fenomena yang terjadi, menganalisis permasalahan, verifikasi/penarikan kesimpulan, dan solusi.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan dan kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup. Zaman digitalisasi ini sangat mempermudah manusia dalam kehidupan khususnya berbisnis. Seperti yang di temui bahwa arus teknologi yang berkembang pesat dapat mempengaruhi kebiasaan yang ada di daerah tersebut. Digitalisasi tidak dapat di pungkiri kehadirannya. Namun dapat di atasi dengan berbagai solusi.
 Banyak hal positive yang dapat kita ambil dari digitalisasi ini, salah satunya dalam pengembangan produk dan promosi. Saat ini kaula muda maupun dewasa tidak dapat terlepas dari yang namanya gadget. Sehingga menimbulkan sebuaah kebiasaan ataupun dapat dikatakan menimbulkan selera konsumen yang baru, yaitu berjualan secara online maupun membeli produk secara online. Adanya perubahan selera konsumen tersebut membuat para pengusaha-pengusaha mengembangkan usaha untuk menganut teknologi yang berkembang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Pizza Party Tampan dengan wawancara tertutup, yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas  jawabannya (Kuesioner) dengan jawaban yang telah disediakan untuk dipilih.  Pada penelitian ini terdapat suatu masalah yang terkait dengan judul yang diangkat menjadi sebuah permasalahan yang harus dibahas secara runut, mengenai pengembangan usaha.
Ada bebebrapa penyebab kurangnya pengembangan usaha pada Pizza Party yaitu kurangnya dilakukan melayani konsumen dengan cara-cara baru. Konsumen merupakan kebutuhan dari seorang pengusaha, oleh karena itu konsumen harus dilayani dengan sebaik mungkin, dengan cara mengembangkan pelayanan menjadi semenarik mungkin sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada saat konsumen menunggu Pizza siap dimasak. Dapat dikembangkan pelayanan dengan cara-cara baru seperti dengan diadakannya demonstrasi atau atraksi dalam pembuatan pizza tersebut.
Kemudian penyebab selanjutnya yaitu kurang kreatif dalam penataan operasi toko. Banyak saat ini remaja-remaja untuk membeli atau berkunjung ke suatu tempat melihat penataan toko. Pada pizza party dapat dilihat penataan toko yang biasa saja, sehingga kurangnya minat koonsumen untuk membeli. Remaja-remaja saat ini menyukai tempat yang memiliki spot-spot foto yang menarik, hal ini dapat diterapkan pada Pizza Party dengan keterbatasan tempat usaha. Spot foto dapat diletak diluar tempat usaha, sehingga nantinnya banyak yang penasaran dan berkunjung ke Pizza Party.
Gambar 2. Toko Pizza Party Panam
Selanjutnya Pizza Party tidak menggunakan cara-cara yang unik untuk menantang pesaing. Saat ini kita menghadapi era digitalisasi, hal itu dapat di jadikan sebuah peluang dalam membuat hal- hal unik sehingga dapat menantang pesaing. Seperti dengan aktif pada media social, dengan membuat video-video atau story pada instagram yang lucu-lucu sehingga dapat menantang pesaing dalam berkompetisi.
Dan yang terakhir yaitu kurangnya pengembangan produk pada Pizza Party. Pengembangan produk merupakan suatu hal yang penting pada sebuah usaha. Adanya pengembangan produk akan menimbulkan variasi produk dan dapat mengubah selera konsumen, bukan konsumen yang merubah selera. Pengembangan produk pada pizza party dapat dilakukan dengan mengembangkan kerupuk opak yang besar menjadi pengganti roti pizza dan mengembangkan bentuk-bentuk pizza yang awalnya hanya bulat saja, dapat di bentuk dengan berbagai bentuk.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengembangan usaha pada Pizza Party Tampan akibat dari kurangnya kreatifitas. Pekanbaru termasuk kedalam masyarakat yang di mana kehidupan masyarakat di Kota Pekanbaru sudah Heterogen. Masyarakat yang heterogen cenderung cepat menerima globalisasi, hal ini lah yang membuat cepatnya perubahan selera konsumen.
Kurangnya dilakukan melayani konsumen dengan cara-cara baru dan Kurangnya kreatifitas pada pengembangan produk dan penggunaan digitalisasi menimbulkan menurunnya minat beli konsumen semakin banyak. Oleh karena itu solusi-solusi yang telah diberikan seperti pemanfaatan media social, atraksi untuk melayani konsumen, membuat spot foto, dan pengembangan produk dengan bentuk pizza yang berbagai macam hingga roti pizza yang diganti dengan kerupuk opak sehingga dapat menimbulkan daya Tarik pembeli dan dapat memelakukan bisnis yang berkelanjutan pada Pizza Party Tampan.
5.2 Saran
Pengembangan usaha merupakan hal yang harus dilakukan secara terus menurus agar usaha yang dijalankan dapat beroperasi secara berkelanjutan. Pengembangan usaha dapat dilakukan dari hal yang kecil sehingga usaha dapat bertahan. Oleh karna itu juga diperlukannya sumbangan pemikiran dari pegawai-pegawai untuk mengembangkan usaha.





















DAFTAR PUSTAKA
Anoraga Pandji, 2007. Pengantar bisnis. Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rieneka Cipta
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Fred R. David, 2009, Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta.
Bantacut, Tajuddin. BISNIS BERKELANJUTAN: Integrasi Manajemen Lingkungan Dalam Pengelolaan Usaha. Vol 17 Tahun 2012.
Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean(AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No 2.
1 Peluang dan Tantangan dalam Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA) Sumber : https://www.cermati.com/artikel/peluang-dan-tantangan-dalam-masyarakatekonomi-asean-mea (diakses pada 12 MEI 2019 pukul 21.20 WIB).
2 Darmawati, Determinasi Registrasi Penduduk di Kota Pekanbaru, (Teroka Riau, 2008), Vol. VIII, No. 2, h. 61-71.
3 Data UMKM di Pekanbaru Sumber: