1. Teori Yang Relevan dengan Bisnis
Internasional ini
1.1 Definisi
Bisnis Internasional
Globalisasi
telah menyebabkan berkembangnya kegiatan bisnis internasional. Menurut Griffin
(2010) bisnis internasional adalah transaksi bisnis antara beberapa pihak dalam
lebih dari satu negara. Sedangkan menurut Hadi (2010) bisnis internasional
adalah suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
internasional (ekspor dan impor) dan foreign investment (direct maupun
indirect) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi dengan
tujuan mendapatkan keuntungan dan manfaat tertentu. Sedangkan menurut Cavusgil
(2008) bisnis internasional adalah aktivitas perdagangan dan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan melintas batas satu negara dengan negara lainnya.
Pertumbuhan aktivitas bisnis internasional meningkat sejalan dengan fenomena
semakin luasnya pasar yang diakibatkan globalisasi.
Menurut
Ball, McCulloch, Frantz geringer, Minor (2006) bisnis internasional adalah
bisnis yang kegiatannya melampaui batas negara, yang mencakup perdagangan internasional, pariwisata,
transportasi dan yang lainnya. Sedangkan menurut Daniel
Radebaugh & Sullivan (2004) menyatakan sebagai semua transaksi komersial
baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
1.2
Ruang Lingkup Bisnis Internasional
Bisnis
Internasional merupakan seluruh transaksi bisnis oleh swasta dan pemerintah
yang melibatkan dua atau lebih negara. Kegiatan bisnis ini bagi pihak swasta
memiliki tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan bagi
pemerintah kegiatan bisnis ini bukan hanya untuk keuntungan semata, akan tetapi
juga memiliki tujuan untuk kesejahteraan sosial. Ada beberapa alasan sebuah
perusahaan ikut serta dalam kegiatan bisnis internasional, diantaranya adalah :
a) Untuk
memperbesar penjualan.
Bisnis internasional memungkinkan sebuah
perusahaan untuk melakukan ekspansi dalam hal penjualan produknya, hal ini
dikarenakan bisnis internasional memiliki pasar yang sangat luas, tidak
terbatas pada negara dimana perusahaan tersebut berada akan tetapi juga
perusahaan dapat mengembangkan pasarnya ke luar negeri.dengan pasar yang luas,
besar kemungkinan perusahaan dapat meningkatkan jumlah penjualan barang yang
diproduksinya, contoh: Perusahaan provider telekomunikasi terbesar di
Indonesia, yaitu PT. Telkomsel mendirikan anak perusahaan Telkomcel yang
beroperasi di negara yang baru berdiri yaitu Timor Leste. Hal ini dilakukan PT.
Telkomsel dalam rangka memperluas pasarnya, tidak hanya di dalam negeri
Indonesia, akan tetapi juga merambah ke luar negeri.
b) Untuk
mengakuisisi sumber daya.
Saat ini, sebuah perusahaan yang
memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan atau perusahaan yang
memiliki akses lebih baik terhadap faktor-faktor produksi (man, money,
material, method) maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan memenangkan
persaingan. Hal ini terjadi karena sumber daya produksi yang jumlah terbatas,
sedangkan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai
produsen semakin tak terbatas. Kegiatan bisnis internasional, memungkinkan
sebuah perusahaan berada di sebuah negara memiliki akses terhadap sumber daya
yang ada di negara lainnya. Perusahaan tersebut dapat memiliki akses dengan
cara melakukan investasi baik langsung maupun tidak langsung di negara yang
memiliki keunggulan dalam hal sumber daya. Sebagai contoh: Saat ini banyak
sekali perusahaan-perusahaan multinasional melakukan investasi besar-besaran di
negara Vietnam dengan cara membuka pabrik di Vietnam. Hal ini terjadi karena
Vietnam dianggap sebagai negara yang dapat menyediakan sumber daya manusia yang
banyak, terampil dan berharga murah.
c) Untuk
mendiversifikasikan sumber-sumber penjualan dan penawaran.
Bisnis internasional dapat membuat
perusahaan menjadi lebih kreatif dan inovatif untuk menambah sumber penjualan
dan penawaran yang dilakukannya. Dengan pangsa pasar yang semakin luas dan
jumlah konsumen yang semakin meningkat, maka perusahaan dituntut untuk dapat
memenuhi harapan konsumen akan produk yang dijual. Karena keinginan konsumen
yang tidak terbatas, maka perusahaan harus mampu berinovasi sesering mungkin,
dengan tujuan memenangkan persaingan dengan para pesaingnya.
Saat ini perkembangan
kegiatan bisnis internasional semakin maju, hal ini dikarenakan adanya
aspek-aspek yang menyebabkan kegiatan ini semakin cepat berkembang, diantaranya
adalah :
a) Peningkatan yang pesat dalam
teknologi dan ekspansinya sehingga transportasi menjadi lebih cepat dan sistem
kiomunikasi yang memungkinkan untuk melakukan sesuatu dari jarak jauh.
b) Liberalisasi dalam kebijakan
pemerintah sehubungan dengan pergerakan perdagangan dan sumber daya lintas
negara.
c) Pengembangan lembaga yang diperlukan
untuk mendukung dan memfasilitasi perdagangan internasional. lembaga-lembaga
ini dibentuk oleh kalangan bisnis dan pemerintah sehingga keberadaan lembaga
ini mengurangi resiko perusahaan.
d) Peningkatan dalam kompetisi global,
dimana persaingan bisnis tidak saja hanya antara perusahaan-perusahaan dalam
satu negara, akan tetapi juga persaingan itu diikuti oleh perusahaan-perusahaan
lain yang ada dalam satu regional/kawasan bahkan antar benua.
Banyak kegiatan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat terlibat dalam bisnis internasional,
diantaranya adalah :
a) Kegiatan
Ekspor-Impor.
Kegiatan ekspor dan impor ini merupakan
kunci transaksi ekonomi suatu negara. Apabila dalam neraca suatu negara
kegiatan ekspor lebih tinggi daripada kegiatan impor, maka dapat dipastikan
negara itu menjadi negara yang maju dengan pendapatannya yang besar, sedangkan
apabila sebaliknya dimana kegiatan impor lebih tinggi dari ekspor, maka negara
tersebut dapat dikatakan laju pertumbuhan ekonominya tidak maju karena negara
tersebut cenderung tergantung kepada negara lainnya.
b) Kegiatan
Investasi.
Investasi adalah sebuah kegiatan dimana
perusahaan menanamkan modalnya. Investasi ini bisa dalam bentuk investasi
langsung luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) dimana perusahaan
menginvestasikan modalnya dalam bentuk fisik di negara tujuan. Cara lain dari
investasi adalah dengan cara berinvestasi di pasar modal, dimana perusahaan
yang terlibat dalam bisnis internasional membeli saham atau melakukan akuisisi.
1.3 Hakikat Bisnis Internasional
Seperti
penjelasan diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan
transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau
individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International
Marketing. Perdagangan Internasional berbeda dengan Pemasaran Internasional,
yakni :
a. Perdagangan
Internasional (International Trade)
Dalam
perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan
adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread).
Suatu
negara dapat memiliki surplus neraca perdagangan atau devisit neraca
perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus –> keadaan dimana negara
tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor
yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang
mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas
masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke negara
partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar
antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets).
Jika
neraca pembayaran mengalami surplus à negara mengalami pertambahan devisa. Jika
negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya
melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara
tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa
Negara.
b. Pemasaran
International (International Marketing)
Pemasaran
internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam
suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat
umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan
upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam
hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea
masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan
produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor
impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa.
1.4 Aktivitas Bisnis
Internasional
Aktivitas bisnis internasional dimulai dari adanya
perdagangan antar negara. Hal ini terjadi karena tidak ada satupun negara di
dunia yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup rakyatnya sendiri. Apabila
kita tarik lebih jauh ke belakang, maka sebetulnya aktivitas bisnis
internasional sudah dilakukan sejak jaman kerajaan, dimana pada masa itu
terjadi aktivitas perdagangan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lainnya,
bukan hanya dalam satu benua akan tetapi antar benua. Saat ini kegiatan
perdagangan antar negara tersebut seringkali dinamakan dengan ekspor-impor.
Ekspor dalam arti menjual produk dalam negeri ke luar negeri, sedangkan impor
membeli barang luar negeri untuk dipakai di dalam negeri.
Dalam aktivitas ekspor impor, terdiri dari dua jenis
perdagangan yaitu
(1)
Perdagangan Tangible, yaitu perdagangan barang/produk yang berwujud seperti
pakaian, alat elektronik, dan bahan mentah.
(2)
Perdagangan Intangible adalah perdagangan jasa/ produk yang tidak berwujud,
seperti kegiatan jasa keuangan.
Perusahaan
yang memasuki bisnis internasional pada umumnya melibatkan diri secara bertahap
dari yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai tahap yang paling
kompleks dan mengandung resiko bisnis yang sangat tinggi.
Adapun aktivitas bisnis internasional diantaranya
adalah :
Dari artikel ‘Entry
Modes’ dalam buku International Business : The Challenges of Globalization yang
ditulis bersama oleh John J. Wild, Kenneth Wild dan Jerry Han dijelaskan bahwa
macam-macam variasi bisnis internasional secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar yakni yang berbasiskan Equity dan Non-Equity.
Untuk yang berbasiskan
equity ada tujuh jenis yaitu:
1. Export, terdiri dari dua jenis yaitu
Indirect Export yang mengekspor barang dan jasa melalui beberapa macam tipe
pangkalan induk ekportir. Dan Direct Export yang bidangnya adalah mengekspor
barang atau jasa yang mereka produksi sendiri. Direct Export disini jika ia
sudah berkembang pesat dan banyak melayani pelanggan diluar negeri, maka
kemudian perusahan (yang memproduksi) tersebut akan membuat sebuah sales
company di negara tujuan ekspor, yang tugasnya adalah bertujuan untuk
memasarkan barang dan jasa tersebut.
2. Turnkey Project adalah sebuah mekanisme
ekspor teknologi, keahlian manajerial, dan sebagian berbentuk perlengkapan
modal. Disini yang terlibat adalah pihak kontraktor dimana ia setuju untuk
mendesain dan mendirikan sebuah pabrik, menyediakan teknologi pemrosesan,
menyuplai bahan mentah yang dibutuhkan dan lain sebagainya serta melatih
personel untuk mengoperasikan alat-alat dan teknologi tersebut, sedangkan
instansi yang menyewanya hanya tinggal meneruskan dan mengembangkan bisnis
tersebut. Contoh, bisnis penyulingan minyak dan produksi baja.
3. Countertrade
4. Licencing adalah pengaturan kontrak yang
mana satu perusahaan (the licencor) memberikan akses hak paten, keahlian,
prosesur pemasaran, trademarks, rahasia penjualan atau teknologi kepada
perusahaan lain (the licencee) untuk mendapatkan bayaran. Besarnya ongkos
tergantung bargaining power masing-masing perusahaan dan pihak licencee harus
memberikan royalti sebesar 2 sampai 5 persen dari penjualannya sebagai ganti
pertolongan (assistance) yang diberikan oleh licencor selama kontrak
tersebut masih berlaku. Contoh majalah Cosmopolitan yang terbit di lebih dari
100 negara.
5. Franchising adalah bentuk dari lisensi
dimana satu perusahaan (franchisee) melakukan kontrak dengan perusahaan lain
untuk mengoperasikan tipe bisnis tertentu dibawah nama perusahaan yang sudah
terkenal menurut peraturan yang spesifik. Contohnya adalah McDonald di
Indonesia dimana walaupun gerainya milik orang lokal, namun untuk manajemen,
produksi dan pengembangan pasarnya masih tetap dikontrol pihak yang memiliki
brand tersebut.
6. Contract Manufacturing adalah sejenis
pengaturan kontrak dimana satu perusahaan bersedia untuk memproduksi barang
bagi perusahaan lain, yang produk tersebut sesuai dengan spesifikasi permintaan
perusahaan kedua yang nantinya akan mereka pasarkan sendiri. Contoh, perusahaan
air kemasan jawa timur ‘flow’ yang bersedia untuk menyediakan air kemasan bagi
Universitas Airlangga Surabaya dengan memakai label Universitas Airlangga
sebagai merek air kemasan tersebut.
7. Management Contract adalah pengaturan
dimana satu perusahaan menyediakan mekanisme manajemen dalam satu atau semua
area kepada perusahaan lain. Contoh jaringan hotel Hilton di dunia yang
kepemilikannya kepunyaan orang-orang tertentu yang berlainan namun untuk manajemen
hotelnya langsung disediakan oleh jaringan Hilton.
(Wild, Wild, & Han, 2008 : 427-430)
(Wild, Wild, & Han, 2008 : 427-430)
Sedangkan untuk bisnis
internasional yang berbasiskan Non-Equity terdiri dari tiga jenis yaitu :
a) Wholly Owned Subsidiary atau dalam
bahasa sederhananya adalah cabang perusahaan di luar negeri dimana
kepemilikannya bersifat menyeluruh bagi perusahaan tersebut. Wholly Owned
Subsidiary ini dapat dicapai dengan cara perusahaan membangun cabang pabrik
dari awal, atau mengambil alih kepemilikan perusahaan (akuisisi) lokal dengan
begitu ia tidak perlu mulai dari awal dan hanya tinggal mengembangkannya.
Akuisisi dan merger (penggabungan perusahaan) ini ternyata seringkali dilakukan
oleh perusahaan karena dengan begitu akan lebih menghemat biaya pengembangan
dan distribusi produk (Wild, Wild, & Han, 2008 : 431).
b) Joint Venture adalah usaha kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang berbagi kepentingan yang sama dalam sebuah perusahaan bisnis atau pelaksanaannya. Secara garis besar menurut Wild, ada empat bentuk joint venture;
b) Joint Venture adalah usaha kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang berbagi kepentingan yang sama dalam sebuah perusahaan bisnis atau pelaksanaannya. Secara garis besar menurut Wild, ada empat bentuk joint venture;
1) suatu entitas perusahaan yang
dibentuk oleh perusahaan internasional (skala besar) dan pemilik lokal,
2) sebuah entitas perusahaan yang
dibentuk oleh dua perusahaan internasional,
3) entitas perusahaan yang dibentuk oleh
agen pemerintah dan perusahaan internasional, dan
4) kerjasama antara dua atau lebih
perusahaan untuk melaksanakan suatu proyek yang terbatas seperti proyek
pembangunan jalan tol dan bandara udara.
Ada banyak keuntungan
dalam menjalankan join venture ini diantaranya ialah, ia menawarkan komitmen
finansial dan sumber pengaturan yang lebih ringan dan mudah karena ditanggung
bersama (walaupun porsinya beda) diantara partner, serta resiko yang dibawa
oleh joint venture lebih kecil. Namun kerugian dari melakukan joint venture ini
adalah pertama keuntungannnya harus dibagi, kedua apalagi jika ada peraturan
pemerintah setempat yang mengharuskan partisipasi perusahaan luar tidak lebih
dari 49% dan jika ditambah dengan sempitnya atau ketiadaan pasar modal di
negara tersebut para pemegang saham tentunya akan kesulitan untuk mengembangkan
dan menjual saham mereka. Pada intinya semua kelemahan ini bermuara pada satu
masalah yakni para pemegang saham atau perusahaan asing ingin mendapatkan
kontrol yang lebih besar atas aset yang mereka miliki (Wild, Wild, & Han,
2008, p. 434).
Joint venture, walaupun
kelihatannya cukup membatasi gerak perusahaan asing, namun tak dapat dipungkiri
bahwa ia merupakan bentuk kerjasama yang menguntungkan, buktinya masih banyak
perusahaan yang melakukan mekanisme ini walaupun beberapa negara mensyaratkan
harus ada partisipasi lokal, bahkan tanpa disuruhpun ada perusahaan yang
mencari partner lokal guna memudahkan pemasaran produk mereka di negara
tersebut. Hal ini dilakukan oleh perusahaan asing agar nasionalisme warga
negara setempat tidak tersulut dan menolak perusahaan tersebut, disamping itu
di beberapa negara berkembang seringkali masyarakatnya tidak senang dengan
keberadaan perusahaan asing karena dianggap mengeksploitasi mereka. Meskipun
ketentuan partisipasi perusahaan asing hanya dibolehkan tidak lebih dari 49
persen, namun perusahaan asing tersebut pada kenyataannya dapat memperoleh
kontrol yang lebih besar terhadap investasi mereka dengan cara bekerjasama
dengan ‘sleeping partner’ seperti agen pemerintah, perusahaan asuransi, dan
institusi finansial dimana fokus mereka hanyalah mendapatkan keuntungan dan
alih-alih menyerahkan seluruh manajemen perusahaan ke partner asing mereka.
Atau kontrol dapat juga diperoleh dengan mekanisme manajemen kontrak (Wild, Wild,
& Han, 2008, pp. 433-435), yang mana nantinya para ahli (terutama di posisi
manajer produksi dan teknik) dari partner asing inilah yang nantinya akan
mengatur jalannya perusahaan joint venture bukan pemilik besar saham.
c) Strategic Alliances adalah bentuk
pertnership atau persekutuan antara kompetitor, pelanggan, atau suppliers yang
melibatkan satu atau bermacam-macam bentuk baik equity atau non equity. Tujuan
dari stategi aliansi ini adalah untuk mempercepat proses masuk pada pasar
internasional dan memantapkan posisi awal perusahaan, untuk mendapatkan akses
produk terbaru, teknologi, pasar, dan pembagian biaya produksi, sumber daya dan
resiko (Wild, Wild, & Han, 2008 : 435).
1.5
Franchise (Waralaba)
Franchise di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
waralaba. Kata waralaba berasal dari dua
kata yaitu wara dan laba. Wara memiliki arti istimewa dan laba berarti
keuntungan. Kata waralaba pertama kali diperkenalkan oleh LPPM (Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Manajemen) sebagai padanan kata franchise.
Waralaba (Franchise) pada dasarnya adalah sebuah
perjanjian mengenai metode pendistribusian barang dan jasa kepada konsumen.
Dalam hal ini franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk melakukan kegiatan
pendistribusian barang dan jasa di bawah nama dan identitas franchisor dalam
wilayah tertentu, dimana usaha tersebut dijalankan sesuai dengan prosedur dan
cara yang ditetapkan franchisor dan franchisor memberikan bantuan (assistance)
terhadap franchise. Sebagai imbalannya francisee membayar sejumlah uang berupa
innitial fee dan royalti. (Suharnoko, 2004).
Pasal 1 PP Nomor 42 Tahun 2007 waralaba memiliki
arti yaitu hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Berdasarkan
pengertian Pasal 1 di atas, dapat diperinci bahwa terdapat unsur- unsur
pengertian waralaba yaitu hak khusus, para pihak (franchisor) dan
franchiseeperseorangan atau badan hukum, sistem bisnis, ciri khas usaha,
pemasaran barang dan/atau jasa dan perjanjian waralaba. Waralaba sendiri
berdasarkan Pasal 3 PP Nomor 42 Tahun 2007 memiliki kriteria seperti memiliki
ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar atas
pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis.
mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkesinambungan dan
adanya hak kekayaan intelektual yang didaftarkan.
Waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama di
bidang bisnis antara 2 (dua) atau lebih perusahaan, di mana 1 (satu) pihak akan
bertindak sebagai franchisor dan pihak lain sebagai franchisee, dimana di
dalamnya diatur bahwa pihak franchisor sebagai pemilik suatu merek dari
know-how terkenal, memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan kegiatan
bisnis dari/atas suatu produk barang atau jasa berdasar dan sesuai dengan rencana
komersil yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari
waktu ke waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif ataupun noneksklusif,
dan sebaliknya suatu imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor
sehubungan dengan hal tersebut (Munir Fuady, 2001:339).
1.6 Jenis-jenis
Waralaba
Menurut Turf D. Brown dalam buku Handbook of
Retailing yang terdapat dalam buku yang berjudul Franchise Pola Bisnis
Spektakuler dalam Perspektif Hukum dan Ekonomi (Lindaty P Sewu, 2004:16) bisnis
usaha waralaba terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Waralaba
Pekerjaan
Pada bentuk ini Penerima Waralaba
(Franchisee) menjalankan usaha waralaba pekerjaan sebenarnya membeli dukungan
untuk usahanya sendiri. Bentuk ini tidak memerlukan modal yang besar karena
tidak menggunakan tempat dan perlengkapan. Dalam hal ini usaha yang ditawarkan
adalah usaha di bidang jasa
b. Waralaba
Usaha
Bentuk usaha waralaba ini adalah
berupa toko eceran yang menyediakan barang dan jasa, atau restoran fast food.
Waralaba ini memerlukan modal yang besar karena memerlukan tempat dan
perlengkapan.
c. Waralaba
Investasi
Pembeda waralaba investasi dengan
yang lain adalah besarnya usaha, khususnya besarnya investasi yang dibutuhkan.
Bentuk seperti ini biasanya adalah waralaba yang bergerak di bidang perhotelan.
Di Indonesia terdapat beragam jenis
franchise yang dilihat dari sektor usaha. Jenis-jenis tersebut antara lain:
1. Makanan dan Minutan
2. Ritel (non food & food)
3. Salon Rambut dan Kecantikan
4. Binatu/Jasa Perbaikan
5. Training/Jasa Konsultasi
6. Fitnes & Perawatan Jasmani
(Body Care)
8. Printing/Photo Furnitur
9. Real Estate/Car Rental
2.
Perusahaan ( INDOMARET / PT. Indomarco Prismatama) dan Bergerak Dibidang Ritel
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan
kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200
M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di
Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara.
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai
waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230
gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″
dari Presiden Megawati Soekarnoputri.
Hingga Juli 2009 Indomaret mencapai 3531 gerai. Dari total itu 1998 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1533 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.
Hingga Juli 2009 Indomaret mencapai 3531 gerai. Dari total itu 1998 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1533 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.
Indomaret
mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum
karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”.
Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan nonmakanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari.
Didukung oleh 12 pusat distribusi, yang menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, BSD Plaza dan Charmant.
Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan nonmakanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari.
Didukung oleh 12 pusat distribusi, yang menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, BSD Plaza dan Charmant.
VISI
Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba
yang unggul dalam persaingan global
MOTTO
Mudah dan Hemat
KEUNGGULAN
- Bisnis
Franchise Indomaret merupakan yang pertama di Indonesia, dan merupakan
pionner dalam bidan ritel minimarket.
- Bisnis
kami sudah teruji dengan jumlah 10.000 gerai, namun lebih dari 32 % adalah
Franchise.
- produk
yang kami sediakan fresh dan beragam baik itu kebutuhan sehari-hari,
makanan siap saji, hingga sayur dan buah tersedia di Indomaret.
- Mempunyai
sistem pembelian virtual, serta beragam promosi menggunakan Indomaret
Card.
3.
Analisa tentang Produk dan Teknologinya
Indomaret merupakan jaringan peritel waralaba yang ada
di Indonesia. Indomaret adalah salah satu dari sekian banyak anak perusahaan
Salim Group yang memiliki perkembangan sangat pesat. Indomaret adalah jaringan
peritel minimarket yang menjual kebutuhan pokok serta kebutuhan sehari-hari
bagi masyarakat disekitara lokasi yang memiliki jariangan Indomeret. Indomaret
dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, toko pertama Indomaret dibuka di Ancol,
Jakarta Utara, tahun 1988.
Laju pertumbuhan
gerai Indomaret yang pesat dengan jumlah transaksi 14,99 juta transaksi per
bulan didukung oleh sistem teknologi yang handal. Sistem teknologi informasi
Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,
persediaan dan penerimaan barang. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan
saat ini dengan memperhatikan perkembangan jumlah gerai dan jumlah transaksi di
masa mendatang.
Indomaret berupaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan belanja konsumen
dengan menerapkan sistem check out yang menggunakan scanner di setiap kasir dan
pemasangan fasilitas pembayaran Debit BCA.
Dalam dunia bisnis, Point of Sale (POS) dapat
diartikan sebagai tempat kasir (check-out counter) dengan mesin kasir (cash
register). Sesuai dengan namanya, Point of Sale merupakan titik penjualan
(check-out ) dimana transaksidapat dikatakan selesai. Ini adalah
dimana pembeli dan penjual melakukan pembayaranatas barang/jasa yang sudah
diterima. Pada POS penjual akan menghitung
seluruh jumlah harga yang dibeli konsumen dan memberikan pilihan bagi pembeli untuk
melakukan pembayaran serta mengeluarkan tanda terima transaksi pembelian
yangbiasa disebut dengan Struk.
Seluruh komputer Store terhubung ke komputer Depot yg ada di kantor
pusat.Komputer Depot memberikan informasi kepada komputer Store, seperti harga
dasar(sebelum markup), informasi deskriptif untuk dicetak pada slip penjualan.
Komputer Depot memantau inventori masing-masing toko, & menjadwalkan
pengiriman stok sesuai status inventori tersebut. Indomaret juga
berupaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan belanja konsumen
dengan menerapkan sistem check out yang menggunakan scanner di setiap kasir dan
pemasangan fasilitas pembayaran Debit BCA. Pada setiap pusat distribusi diterapkan Digital
Picking System (DPS). Sistem teknologi informasi ini memungkinkan pelayanan
permintaan dan suplai barang dari pusat distribusi ke toko-toko dengan tingkat
kecepatan yang tinggi dan efisiensi yang optimal.
4.
Pangsa Pasar Indomaret
Sasaran pasar Indomaret adalah konsumen semua kalangan
masyarakat. Lokasi gerai yang strategis dimaksudkan untuk memudahkan Indomaret
melayani sasaran demografisnya yaitu keluarga.
5. Promosi dan Distribusi Indomaret
Strategi pemasaran Indomaret
diintegrasikan dengan kegiatan promosi. Secara berkala Indomaret menjalankan
program promosi dengan berbagai cara, seperti memberikan harga khusus, undian
berhadiah maupun hadiah langsung.
3
generic strategic Porter dan strategy yang digunakan perusahaan
Program
Kerja
|
Competitive
Advantage
|
||
Cost
Advantage
|
Differentation
Advantage
|
Marketing
Advantage
|
|
Short
Cours
|
Variable Cost :
Persaingan
harga yang kompetitif dgn competitor
|
Product Differentation :
Memberikan
harga hemat setiap akhir pecan
|
Distribution :
Penyebaran brosur ke customer
|
Biaya Pemasaran :
Perusahaan akan mendapatkan laba
bila customer belanja lebih banyak
|
Service Quality:
·
Memberikan
jaminan atau garansi.
·
Memberikan
reward pada konsumen
|
Usaha Penjualan:
Dengan menawarkan langsung ke kalangan member khusus
disertai dengan pemberian hadiah yg menarik
|
|
Biaya Operasional :
Memanfaatkan fasilitas dari IT yg
canggih, seperti internet, wifi
|
Brand Reputation:
·
INDOMARET
Gerai retail dgn harga yg
kompetitif
|
Brand Awareness:
·
INDOMARET
Memperoleh banyak penghargaan
|
|
Program
kerjasama dengan supplier local dan internasional
|
Variable Cost
Study banding ke luar negeri
|
Product Differentation:
Memiliki SDM (pegawai) yang
kompeten di bidangnya.
|
Distribution:
Menggunakan jaringan yang luas dgn
pihak supplier
|
Biaya Pemasaran:
Memberikan kemudahan kerjasama
selanjutnya, bila kerjasama sebelumnya terbukti efektif dan memberikan
manfaat.
|
Service Quality:
·
Kerjasama yang dilakukan sesuai
dengan kesepakatan kerjasama.
·
Mendapatfree
goods
Untuk pengambilan produk dengan jumlah tertentu
|
Usaha Penjualan:
Melakukan kunjungan gerai retailyg
terkait baik nasional ataupun internasional.
|
|
Pembukaan gerai convenience
didalam kantor /hotel
|
Variable Cost:
Pemenuhan barang dari distributor
|
Product Differentation:
·
Konsep
simple & cheap
·
Tersedia
fasilitas jaringan wi fi gratis
|
Distribution;
·
Melalui
media iklan
·
Poster
|
Biaya Pemasaran:
Meningkatkan jumlah loyalitas
konsumen
|
Service Quality;
·
Penyediaan
fasilitas pesan antar
·
Store
yang bersih dan nyaman
|
Usaha Penjualan:
·
Dengan
kunjungan atau roadshow ke sekolah-sekolah unggulan
·
Mengikuti
event-event atau pameran
·
Melalui
website Indomaret
|
|
Biaya Operasional; Lokasi store
masih satu area dengan distributor terdekat
|
Brand Reputation;
·
INDOMARET
|
Brand Awareness;
·
INDOMARET
MUDAH DAN HEMAT
|
Strategi
/ Kebijakan
|
Tujuan
Strategis
|
Program
Kerja
|
Ukuran
Hasil
(Lag
Indicator)
|
Faktor
Pendorong (Lead Indicator)
|
Pengembangan
Pasar
|
Memperkuat
jaringan kerjasama di tingkat nasional dan internasional untuk meningkatkan
pelayanan yang relevan dengan menjawab masalah atau kebutuhan empiris di
tingkat nasional dan internasional
|
Program
kerjasama dengan Distributor di tingkat nasional dan internasional
|
Jumlah
kerjasama yang ada
|
Menjalin
kerjasama dengan principel tingkat nasional dan internasional secara intensif
|
member
khusus
|
Jumlah
member
|
Membuat
programharga heboh diminati oleh konsumen
|
||
Pengembangan
Produk
|
Memberikan
program promosi harga hemat pada setiap akhir pekan dan memberikan harga
khusus pada member khusus
|
Sarana
promosidan hadiah buat konsumer
|
Jumlah
konsumen yang meningkat
|
Membuat
program promosi inil diminati oleh konsumen
|
6.
Analisa Tentang Inovasi Indomaret
1.
Klik Indomaret
Dengan perkembangan
teknologi saat ini dan perkembangan internet yang semakin mudah diakses oleh
seluruh kalangan; mulai dari remaja hingga orang dewasa, membuat
Indomaret mengembangkan sayap usahanya ke ranah Online. Jika kalian
belum mengetahui, sekarang kita bisa melakukan transaksi jual beli
produk – produk yang di jual di Indomaret melalui online. Dengan meng – klik
alamat web klikindomaret.com kita bisa memilih barang yang ada di katalog dan
membayar melalui credit-card atau transfer. Barang yang sudah
di pesan dan di bayar akan langsung dapat dikirim ke seluruh Indonesia.
Hal
ini sangat menarik, dimana perkembangan teknologi komputer, handphone,
Internet sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Perusahaan dapat
melihat dengan baik fenomena tersebut. Mereka mulai mengembangkan usahanya ke
dunia Online, dengan menggunakan web yang sudah ada sebelumnya, sebut
saja: olx.com, tokobagus.com dan lain lain.
Indomaret sebagai satu penyedia
kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari-hari, melihat bagaimana
perkembangan teknologi dan internet yang kini kian mudah dijangkau masyarakat
luas. Dengan demikian kita bisa melihat bagaimana fenomena pergeseran
teknologi media konvensional berlangsung; yang semula Indomaret tidak
melayani melalui online, sekarang Indomaret memiliki
inovasi perkembangan dengan cara pemesanan produk melalui
online. Alasan kelompok kami memilih “Klik Indomaret” sebagai
contoh fenomena pergeseran teknologi media konvensional, karena informasi
mengenai klik indomaret ini masih belum menyebar ke
seluruh Indonesia. Dan kami bermaksud untuk memberitahu kepada khalayak
bahwa keberadaan “klik indomaret” (diharapkan) dapat
mempermudah pembeli / customer tanpa harus datang ke
toko/swalayan 'Indomaret'.
2. I-Saku dan MyPoin
Aplikasi
i-saku adalah uang elektronik berbasis nomor hp yang memudahkan pelanggan
berbelanja di Indomaret sehingga konsumen tidak perlu ribet membayar dengan
uang tunai untuk berbelanja, i-saku sendiri memiliki fitur dan manfaat untuk
purchase, cash in , cash out, transfer saldo (bagi yang status aplikasi
i-saku full survice) dan juga banyak promosi yang ditawarkan dengan
belanja memakai i-saku .
Sedangkan
MyPoin adalah program loyalti yang memberikan berbagai keuntungan besar seperti
penukaran poin terhadap pembelanjaan, pengumpulan stamp yang dapat ditukarkan
dengan produk pilihan dan kesempatan untuk menikmati penawaran harga khusus,
sehingga semakin banyak poin dan stamp yang dikumpulkan maka semakin besar
kesempatan pelanggan menikmati keuntungan MyPoin .Pelanggan bisa
mendapatkan kartu MyPoin diseluruh gerai Indomaret dengan harga Rp
2.500 dan konsumen mendapatkan gratis i kupon Rp 2.500 setelah melakukan
registrasi yang bisa digunakan langsung berbelanja di Indomaret.aplikasi MyPoin
dan i-saku bisa didownload di play store dan appstore.
Indomaret dengan meluncurkan
program i-saku dan MyPoin turut serta mensukseskan program pemerintah GNNT
( Gerakan Nasional Non Tunai ) dan mengikuti kemajuan teknologi sehingga terus
melakukan inovasi dalam melayani dan memanjakan pelanggan Indomaret.
7. Factor yang paling dominan berpengaruh
terhadap bisnis Indomaret
Factor yang paling dominan berpengaruh
terhadap bisnis Indomaret yaitu social masyarakat dan budaya. Dengan
adanya Indomaret yang beroperasi 24 jam maka masyarakat indonesia dibawa kearah
perubahan Sosial Budaya. Sesuai dengan Motto Indomaret “Mudah dan Hemat”
Konsumen diajarkan untuk belanja dengan lebih Simple, Hemat, dan Praktis tanpa
adanya tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Ini akan merubah cirri khas
perdagangan yang ada di Indonesia. Karena semua harga sudah dipatokkan yang
menyebabkan kurangnya interaksi antara pembeli dan pedagang.
Jadi, Keberadaan Indomaret sangat
berpengaruh dalam penjualan kepada masyarakat sekitar. Pasalnya,
konsumen lebih memilih belanja di Indomaret walau
hanya membeli sabun,shampo atau kebutuhan pokok lain. Padahal di toko terdekat
juga menjual barang serupa tapi enggan masyarakat enggan
membeli barang di toko setempat. Pedagang pasar tradisional di sini
merupakan bagian dari sistem sosial yang ada. Fungsinya sebagai tempat
masyarakat berinteraksi, bisa dikatakan sangat penting. Karena
sebagai suatu subsistem, ia menjaga keseimbangan social dalam
masyarakat. Kegiatan interaksi yang terjadi di dalamnya,menciptakan suasana
yang harmonis antara pedagang dan pembeli sebagai
individu dalam masyarakat. Proses sosialisasi yang terjadi di
dalamnya, ideal dengan budaya ketimuran orang Indonesia
seperti yang telah dijelaskan diatas. Persamaan makna dari suatu komunikasi,
terlihat dari kegiatan tawar-menawar yang dilakukan antara
pedagang dan pembeli.Interaksi yang ada antara pedagang dan pembeli,
mengakibatkan adanya proses saling mengenal satu sama lain
8.
Saran
Perusahaan sebaiknya memperhatikan
hal-hal penting bagi konsumen, supaya mereka merasakan kepuasan sebagaimana
yang diharapkan seperti dalam hal Pelayanan dan Interaksi terhadap Konsumen.
Dan persediaan barang pada minimarket Indomaret agar dapat disajikan
dengan lebih lengkap agar apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi .
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~