BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dan
kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat
ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang
dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan
untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup.
Indonesia sebagai
Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, memiliki
peluang besar untuk menguasai pasar ASEAN. Yakni dengan total jumlah penduduk
Indonesia hampir 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN.1 Fakta
ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan
produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam
(SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial.
Produktivitas, SDA dan
SDM yang dibutuhkan untuk mendukung Indonesia dalam upaya menguasai pasar ASEAN
itupun sebenarnya telah dimiliki Indonesia, yakni Indonesia memiliki UMKM.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan UMKM,
adalah usaha yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia.
Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu bertahan dan
menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi.
Pada dasarnya UMKM
berperan dalam mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia dengan menyediakan
lapangan kerja bagi mereka. UMKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Ekonomi
yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. Hal ini
berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara
Indonesia. Tentunya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini memiliki kedudukan yang
potensial dalam perekonomian Indonesia, terlebih apabila mampu bersaing di
pasar ASEAN. Di sisi lain, UMKM menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan
modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang
dihadapi oleh UMKM adalah kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan
kemitraan.
Kota Pekanbaru
merupakan ibu Kota terbesar di provinsi
Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai
kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi2.
Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan
Syarif Kasim II, dan terminal bus terminal antar kota dan antar provinsi Bandar
Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak yaitu Pelita Pantai dan
Sungai Duku. Saat ini kota Pekanbaru sedang berkembang pesat jadi kota dagang
yang multietnik, Keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai
kepentingan bersama untuk di manfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Kota
Pekanbaru yang pesat akan bisnis ini memiliki belasan ribu UMKM yang terdaftar
pada Bank Rakyat Indonesia. Data BRI, tercatat sebanyak 13.531 UMKM yang ada di
Pekanbaru3.
Beraneka ragam produk
telah dihasilkan oleh para pelaku UMKM di Pekanbaru, usaha yang mereka jalankan
tidak luput dari terdapatnya masalah klasik yang ada didalamnya, masalah
tersebut antara lain produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM memiliki kualitas
yang bagus dan sudah ada di pasaran (gerai-gerai UMKM), namun kurang begitu
laku dipasaran. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kerisauan. Keadaan tersebut
menggambarkan bahwa industri kecil tetap saja mengalami kesulitan, padahal
target utama dari pemerintah adalah menumbuh kembangkan industri kecil sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan, menyerap tenaga kerja dan menurunkan angka
kemiskinan. Faktor yang menjadi masalah dari UMKM sebagai industri kecil adalah
kurangnya pengembangan produk dan kurang gencarnya promosi produk. Hal ini
mengakibatkan kurangnya daya tarik konsumen untuk membeli produk UMKM tersebut.
Salah satu UMKM itu adalah Pizza Party Tampan, Pekanbaru.
Pizza Party merupakan
sebuah UMKM yang bergerak disektor makanan pizza. Pada mulanya pizza party
ditujukan untuk masyarakat agar dapat memakan pizza dengan harga yang murah.
Karena banyaknya muncul outlet-outlet Pizza dengan merk lain dengan harga yang
terjangkau dan tampilan outlet yang menarik. Kondisi ini membuat pizza party
tidak dapat bersaing dengan munculnya outlet-outlet tersebut.
Mengembangkan sebuah
produk dan promosi memang bisa dibilang
memakan biaya yang tidak sedikit, namun dapat digunakan jangka panjang untuk
bisnis berkelanjutan. Biaya yang tidak sedikit dalam hal itupulalah yang
membuat para pelaku UMKM kurang dalam mengembangkan produk dan melakukan
promosi, maka dari itulah diperlukannya sebuah alternatif pengembangan produk
dan promosi yang tidak telalu memerlukan biaya yang besar namun cukup efektif
untuk menjangkau konsumen. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis
Berkelanjutan pada Usaha Pizza Party Tampan, Pekanbaru”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud
dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara
mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara
mengembangkan promosi produk Pizza Party?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
berguna untuk menetapkan arah penelitian dan ditetapkan dengan tujuan agar penelitian
tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian
ini mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan diatas yaitu:
1.
Apa yang di maksud dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara
mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara
mengembangkan promosi produk Pizza Party?
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam Penulisan ini diharapkan akan
memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritik, sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritik
Hasil penelitian
ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan Bisnis Berkelanjutan melalui Pengembangan Produk dan Promosi.
Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan
bisnis, bisnis berkelanjutan dan manajemen strategis, dan menjadi referensi
untuk para peneliti selanjutnya yang ingin menganalisis pada variable
penelitian ini,
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian
ini bermanfaat secara praktis khususnya pada pihak-pihak sebagai berikut:
a. Bagi
Peneliti, penelitian ini memberikan perspektif baru tentang keterlibatan
Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis Berkelanjutan pada usaha Pizza
Party, Tampan, Pekanbaru.
b. Bagu
UMKM Pizza Party, penelitian ini memberi pandangan baru dalam membangun
strategi bisnis berkelanjutan dan mampu menghadapi persaingan di era digital
yang dinamis dengan kecepatan perubahan-perubahan teknologi dan informasi.
c. Penelitian
ini memberikan sumbangan pemikiran dan penelitian empiris terhadap literature
ilmiliah yang berkonsentrasi dan peduli pada peningkatan kualitas UMKM di
Indonesia.
d. Bagi
peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan bahan
rujukan riset dimasa yang akan datang, khususnya pada bidang keilmuan perencanaan dan pengembangan bisnis, bisnis
berkelanjutan dan manajemen strategis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Pengembangan Usaha
Pengembangan
suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang
membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007). Jika
hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha
yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.
Kegiatan
bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama
ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan
franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis tersebut
akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan
dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk
melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek
seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain-lain.
2.2 Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Pandji Anoraga
(2007), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain:
Tahap
I: Identifikasi Peluang
Perlu mengidentifikasi
peluang dengan didukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diperoleh
dari berbagai sumber seperti:
1. Rencana Perusahaan
2. Saran dan usul manajemen kecil
3. Program dan pemerintah
4. Hasil berbagai riset peluang usaha
5. Kadin atau asosiasi usaha sejenis
Tahap
II: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi
berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat
dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap
III: Seleksi Altenatif
Alternatif yang banyak
selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik dan
prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat
menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Ketersediaan Pasar
2. Resiko Kegagalan
3. Harga
Tahap
IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih
Setelah penentuan
alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih.
Tahap
V : Evaluasi
Evaluasi dimaksud untuk
memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan. Di samping itu
juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha
selanjutnya.
2.3 Jenis –Jenis Strategi Pengembangan Usaha
Strategi adalah alat
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2009).
2.3.1
Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk
adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa
saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009). Pengembangan
produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan
pengembangan. Strategi pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh
suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau
penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan
demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada
pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan
strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Di samping itu sekaligus melakukan pengembangan
produk, bagi upaya mendalami pengaruh dari siklus yang dikenal sebagai product
life style.
Penekanan dari
pelaksanaan strategi pengembangan produk adalah untuk meningkatkan daya tarik
produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan reputasi perusahaan, serta
memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Menurut David (2009), lima
pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif, yaitu:
a.
Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap
kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen
yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari
pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
b.
Ketika organisasi berkompetensi di industri yang ditandai oleh perkembangan
teknologi yang cepat.
c. Ketika pesaing utama
menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”.
d.
Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuan tinggi.
e.
Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat
kuat.
2.3.2 Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar
adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru
(David, 2009). Strategi pengembangan pasar dipilih untuk dijalankan dengan
pertimbangan dapat dilakukannya pengkoordinasian, sehingga akan dapat dicapai
biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih kecil.
Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran produk yang sekarang
dijalankan, dengan pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan
dalam pengoperasian baik untuk pelanggan yang ada, maupun untuk pelanggan baru.
Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan saluran distribusi
dan cabang perusahaan, serta mengubah dan meningkatkan program advertensi dan
promosi. Pengembangan pasar adalah suatu keputusan stratejik dari suatu
perusahaan atau korporasi ( Assauri, 2013). Keputusan stratejik itu diarahkan
untuk dapat memanfaatkan peluang pasar bagi pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.
Keberhasilan ini
diharapkan suatu perusahaan dapat mempunyai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan. Dalam pelaksanaanya suatu strategi pemasaran perusahaan
menggambarkan rencana bermain manajerial untuk keberhasilan dalam menjalankan
penjualan dan bagian pemasaran dari suatu bisnis. Suatu perusahaan dapat
meningkatkan pertumbuhan pasarnya dengan penekanan pada lingkup stratejik di
dalam suatu industri, dengan menawarkan lebih banyak produk/teknologi/jasa guna
membuka jalan untuk segmen pasar yang lebih banyak.
Menurut David (2009)
ada enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif, yaitu:
a.
Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak
mahal, dan berkualitas baik.
b. Ketika organisasi
sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya.
c. Ketika pasar baru
yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.
d.
Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
mengelola perluasan operasi.
e. Ketika organisasi
memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
f. Ketika industri
dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global
dalam cakupannya.
2.3.3 Strategi Pengembangan yang Terkonsentrasi
Strategi pengembangan
yang terkonsentrasi memfokuskan pada suatu kombinasi produk dan pasar tertentu.
Suatu pertumbuhan terkonsentrasi merupakan strategi perusahaan yang langsung
menekankan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu
produk tunggal, dalam suatu pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan.
Pemilihan secara rasional atas pendekatan ini adalah melakukan penetrasi pasar
dengan strategi terkonsentrasi, yang dimanfaatkan perusahaan atas pengalaman
pengolahan operasi bisnis perusahaan di dalam suatu arena bisnis persaingan.
Strategi pengembangan
yang Terkonsentrasi diarahkan untuk mempertinggi kinerja perusahaan.
Dimungkinkannya hal ini, karena didukung oleh kemampuan menilai kebutuhan
pasar, pengetahuan tentang perilaku pembeli, sensitivitas harga pelanggan dan
efektivitasdari advertensi dan promosi. Suatu perusahaan menjalankan strategi
pertumbuhan yang terkonsentrasi secara berhasil, bila didukung oleh
pengembangan keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi upaya pencapaian
keberhasilan bersaing.
2.3.4 Strategi Inovasi
Strategi inovasi
menjadi perhatian bagi suatu perusahaan, karena dalam banyak industri apabila tidak dilakukan
inovasi akan dapat meningkatkan timbulnya risiko yang dihadapi perusahaan itu.
Strategi inovasi selalu dibutuhkan perusahaan baik untuk produk-produk
industri, maupun untuk barang-barang konsumsi , karena selalu diharapkan adanya
perubahan atau kemajuan dari produk yang ditawarkan. Di dalam era persaingan,
kompetensi suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan
inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru
atau produk modifikasi, maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk
yang sama dengan biaya yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi
baru yang lebih maju.
2.3.5 Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal
Integration)
Integrasi horizontal
terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya
yang memproduksi produk/jasa yang sejenisMdioperasikan pada pasar produk yang
sama.
2.4
Bisnis Berkelanjutan
Menurut Bantacut
(dalam Angga, 2018), bisnis berkelanjutan merupakan integrasi manajemen
lingkungan dalam pengembangan usaha. Dalam bisnis berkelanjutan dipengaruhi
manajemen lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal.
Setiap bisnis pasti dibangun dengan tujuan utama untuk bertahan lama dan
menghasilkan keuntungan. bisnis yang dapat tetap eksis dan berkelanjutan
merupakan bisnis yang visioner. Konsep bisnis yang berkelanjutan mengarus
utamakan bukan hanya sekedar memasarkan, tetapi sisi lain yakni Pengembangan
Bisnis.
2.5
Tahap Desain Model Pengembangan Bisnis
Tahap akhir dari strategi
pengembangan bisnis adalah mendesain model bisnis berdasarkan rumusan strategi.
Desain model pengembangan bisnis yang sederhana dapat dilakukan dengan metode
model bisnis kanvas. Berikut cara mendesain model bisnis menggunakan model
bisnis kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010).
Menurut Osterwalter
(2010), menyatakan bahwa membuat desai model bisnis kanvas dimulai dengan
menentukan “segmen pelanggan”. Hal ini dikarenakan Pelangganlah yang menentukan
kehidupan organisasi. Perusahaan harus menetapkan customer segment yang paling
mungkin membeli produk kita atau pelangganlah yang menentuk produk yang dijual
nantinya. Selanjutnya mengisi kotak proporsi nilai merupakan pernyataan
keunikan produk ataupun jasa yang dijanjikan perusahaan kepada customer segment
yang dibidik. Selanjutnya adalah mengisi kotak saluran pemasaran. Saluran
pemasaran menjelaskan cara organisasi mengomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi
dengan pelanggannya. Selanjutnya, kotak mengisi kotak hubungan dengan pelanggan
karena kotak ini mendefinisikan seberapa besar kegiatan organisasi dalam
menjaga hubungan dengan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah mengisi kotak
aliran pendapatan atau sumber dana yang diperoleh perusahaan.
Setelah kotak yang
menentukan alur tujuan perusahaan terisi. Selanjutnya mengisi kotak yang
mendukung kinerja perusahaan yaitu kotak sumber daya kunci, aktifitas kunci,
kemitraan diatur sedemikian rupa sehingga efisien. Efesiensi dalam kotak-kotak
ini sangat diperlukan untuk menjaga kotak struktur biaya dapat optimal.
Key Partnership
|
Key
Activity
|
Value
Prepotition
|
Customer
Relationship
|
Customer Segmentation
|
|
Key Resource
|
Channel
|
||||
Cost Structure
|
Revenue Stream
|
||||
Gambar 1. Desain Penyusunan Model Bisnis
Kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010)
BAB
III
METODE
PENULISAN
Objek
pada penelitian dalam paper ini yaitu Pizza Party Tampan, Pekanbaru. Pizza
Party merupakan salah satu UMKM yang berada di Pekanbaru yang memiliki beberapa
cabang, salah satunya di Kec. Tampan. Sumber data paper ini terdiri dari dua
sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data
yang berasal dari narasumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam
hal ini yaitu Pizza Party Tampan. Sedangkan data sekunder berasal dari
buku-buku literature, jurnal ilmiah dan sebagainya.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
tertutup dan studi kepustakaan. Instrumen pengumpulan data yaitu pedoman
wawancara. Data yang telah masuk di analisis dengan metode deskriptif dengan
langkah-langkah menemukan dan menggambarkan fenomena yang terjadi, menganalisis
permasalahan, verifikasi/penarikan kesimpulan, dan solusi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan dan
kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat
ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang
dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan
untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Zaman digitalisasi ini sangat mempermudah manusia dalam kehidupan
khususnya berbisnis. Seperti yang di temui bahwa arus teknologi yang
berkembang pesat dapat mempengaruhi kebiasaan yang ada di daerah tersebut.
Digitalisasi tidak dapat di pungkiri kehadirannya. Namun dapat di atasi dengan
berbagai solusi.
Banyak hal positive yang dapat kita ambil dari
digitalisasi ini, salah satunya dalam pengembangan produk dan promosi. Saat ini
kaula muda maupun dewasa tidak dapat terlepas dari yang namanya gadget. Sehingga menimbulkan sebuaah
kebiasaan ataupun dapat dikatakan menimbulkan selera konsumen yang baru, yaitu berjualan
secara online maupun membeli produk secara online. Adanya perubahan selera
konsumen tersebut membuat para pengusaha-pengusaha mengembangkan usaha untuk
menganut teknologi yang berkembang.
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan pada Pizza Party Tampan dengan wawancara tertutup, yaitu
wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya (Kuesioner) dengan jawaban yang
telah disediakan untuk dipilih. Pada
penelitian ini terdapat suatu masalah yang terkait dengan judul yang diangkat menjadi
sebuah permasalahan yang harus dibahas secara runut, mengenai pengembangan
usaha.
Ada bebebrapa penyebab
kurangnya pengembangan usaha pada Pizza Party yaitu kurangnya dilakukan
melayani konsumen dengan cara-cara baru. Konsumen merupakan kebutuhan dari
seorang pengusaha, oleh karena itu konsumen harus dilayani dengan sebaik
mungkin, dengan cara mengembangkan pelayanan menjadi semenarik mungkin sehingga
tidak menimbulkan kebosanan pada saat konsumen menunggu Pizza siap dimasak. Dapat
dikembangkan pelayanan dengan cara-cara baru seperti dengan diadakannya
demonstrasi atau atraksi dalam pembuatan pizza tersebut.
Kemudian penyebab
selanjutnya yaitu kurang kreatif dalam penataan operasi toko. Banyak saat ini
remaja-remaja untuk membeli atau berkunjung ke suatu tempat melihat penataan
toko. Pada pizza party dapat dilihat penataan toko yang biasa saja, sehingga
kurangnya minat koonsumen untuk membeli. Remaja-remaja saat ini menyukai tempat
yang memiliki spot-spot foto yang menarik, hal ini dapat diterapkan pada Pizza
Party dengan keterbatasan tempat usaha. Spot foto dapat diletak diluar tempat
usaha, sehingga nantinnya banyak yang penasaran dan berkunjung ke Pizza Party.
Gambar 2. Toko Pizza
Party Panam
Selanjutnya Pizza Party
tidak menggunakan cara-cara yang unik untuk menantang pesaing. Saat ini kita
menghadapi era digitalisasi, hal itu dapat di jadikan sebuah peluang dalam
membuat hal- hal unik sehingga dapat menantang pesaing. Seperti dengan aktif
pada media social, dengan membuat video-video atau story pada instagram yang
lucu-lucu sehingga dapat menantang pesaing dalam berkompetisi.
Dan yang terakhir yaitu
kurangnya pengembangan produk pada Pizza Party. Pengembangan produk merupakan
suatu hal yang penting pada sebuah usaha. Adanya pengembangan produk akan
menimbulkan variasi produk dan dapat mengubah selera konsumen, bukan konsumen
yang merubah selera. Pengembangan produk pada pizza party dapat dilakukan
dengan mengembangkan kerupuk opak yang besar menjadi pengganti roti pizza dan
mengembangkan bentuk-bentuk pizza yang awalnya hanya bulat saja, dapat di
bentuk dengan berbagai bentuk.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada
pembahasan dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengembangan usaha pada Pizza
Party Tampan akibat dari kurangnya kreatifitas. Pekanbaru termasuk kedalam masyarakat yang di mana kehidupan masyarakat di Kota Pekanbaru sudah
Heterogen. Masyarakat yang heterogen cenderung cepat menerima globalisasi, hal
ini lah yang membuat cepatnya perubahan selera konsumen.
Kurangnya dilakukan melayani konsumen dengan
cara-cara baru dan Kurangnya kreatifitas pada pengembangan produk dan
penggunaan digitalisasi menimbulkan menurunnya minat beli konsumen semakin
banyak. Oleh karena itu solusi-solusi yang telah diberikan seperti pemanfaatan
media social, atraksi untuk melayani konsumen, membuat spot foto, dan
pengembangan produk dengan bentuk pizza yang berbagai macam hingga roti pizza
yang diganti dengan kerupuk opak sehingga dapat menimbulkan daya Tarik pembeli
dan dapat memelakukan bisnis yang berkelanjutan pada Pizza Party Tampan.
5.2
Saran
Pengembangan usaha merupakan hal yang harus dilakukan
secara terus menurus agar usaha yang dijalankan dapat beroperasi secara
berkelanjutan. Pengembangan usaha dapat dilakukan dari hal yang kecil sehingga
usaha dapat bertahan. Oleh karna itu juga diperlukannya sumbangan pemikiran
dari pegawai-pegawai untuk mengembangkan usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Anoraga
Pandji, 2007. Pengantar bisnis. Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi.
Jakarta: Rieneka Cipta
Assauri, Sofjan. 2013.
Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Fred R. David, 2009,
Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta.
Bantacut, Tajuddin.
BISNIS BERKELANJUTAN: Integrasi Manajemen Lingkungan Dalam Pengelolaan Usaha.
Vol 17 Tahun 2012.
Sudaryanto dan
Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan
UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean(AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan
Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No 2.
1 Peluang dan Tantangan dalam Masyarakat Eknomi ASEAN
(MEA) Sumber :
https://www.cermati.com/artikel/peluang-dan-tantangan-dalam-masyarakatekonomi-asean-mea
(diakses pada 12 MEI 2019 pukul 21.20 WIB).
2 Darmawati, Determinasi Registrasi Penduduk di Kota
Pekanbaru, (Teroka Riau, 2008), Vol. VIII, No. 2, h. 61-71.
3 Data UMKM di
Pekanbaru Sumber:
http://pekanbaru.go.id/p/news/diskop-umkm-pekanbaru-fokus-bina-usaha-mikro
(Diakses pada 12 Mei 2019 Pukul 21. 37.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51771/Chapter%20II.pdf?sequence=4.
Diakses pada 12 Mei 2019 pukul 23.16.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q