Sabtu, 05 Oktober 2019

Pengembangan Bisnis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Indonesia sebagai Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, memiliki peluang besar untuk menguasai pasar ASEAN. Yakni dengan total jumlah penduduk Indonesia hampir 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN.1 Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial.
Produktivitas, SDA dan SDM yang dibutuhkan untuk mendukung Indonesia dalam upaya menguasai pasar ASEAN itupun sebenarnya telah dimiliki Indonesia, yakni Indonesia memiliki UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan UMKM, adalah usaha yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu bertahan dan menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi.
Pada dasarnya UMKM berperan dalam mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. UMKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Ekonomi yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Tentunya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini memiliki kedudukan yang potensial dalam perekonomian Indonesia, terlebih apabila mampu bersaing di pasar ASEAN. Di sisi lain, UMKM menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang dihadapi oleh UMKM adalah kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan.
Kota Pekanbaru merupakan  ibu Kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi2. Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, dan terminal bus terminal antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku. Saat ini kota Pekanbaru sedang berkembang pesat jadi kota dagang yang multietnik, Keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk di manfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Kota Pekanbaru yang pesat akan bisnis ini memiliki belasan ribu UMKM yang terdaftar pada Bank Rakyat Indonesia. Data BRI, tercatat sebanyak 13.531 UMKM yang ada di Pekanbaru3.
Beraneka ragam produk telah dihasilkan oleh para pelaku UMKM di Pekanbaru, usaha yang mereka jalankan tidak luput dari terdapatnya masalah klasik yang ada didalamnya, masalah tersebut antara lain produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM memiliki kualitas yang bagus dan sudah ada di pasaran (gerai-gerai UMKM), namun kurang begitu laku dipasaran. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kerisauan. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa industri kecil tetap saja mengalami kesulitan, padahal target utama dari pemerintah adalah menumbuh kembangkan industri kecil sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan, menyerap tenaga kerja dan menurunkan angka kemiskinan. Faktor yang menjadi masalah dari UMKM sebagai industri kecil adalah kurangnya pengembangan produk dan kurang gencarnya promosi produk. Hal ini mengakibatkan kurangnya daya tarik konsumen untuk membeli produk UMKM tersebut. Salah satu UMKM itu adalah Pizza Party Tampan, Pekanbaru.
Pizza Party merupakan sebuah UMKM yang bergerak disektor makanan pizza. Pada mulanya pizza party ditujukan untuk masyarakat agar dapat memakan pizza dengan harga yang murah. Karena banyaknya muncul outlet-outlet Pizza dengan merk lain dengan harga yang terjangkau dan tampilan outlet yang menarik. Kondisi ini membuat pizza party tidak dapat bersaing dengan munculnya outlet-outlet tersebut.
Mengembangkan sebuah produk  dan promosi memang bisa dibilang memakan biaya yang tidak sedikit, namun dapat digunakan jangka panjang untuk bisnis berkelanjutan. Biaya yang tidak sedikit dalam hal itupulalah yang membuat para pelaku UMKM kurang dalam mengembangkan produk dan melakukan promosi, maka dari itulah diperlukannya sebuah alternatif pengembangan produk dan promosi yang tidak telalu memerlukan biaya yang besar namun cukup efektif untuk menjangkau konsumen. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis Berkelanjutan pada Usaha Pizza Party Tampan, Pekanbaru”.
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara mengembangkan promosi produk Pizza Party?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian berguna untuk menetapkan arah penelitian dan ditetapkan dengan tujuan agar penelitian tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan diatas yaitu:
            1. Apa yang di maksud dengan pengembangan bisnis?
2. Bagaimana cara mengembangkan suatu produk Pizza Party?
3. Bagaimana cara mengembangkan promosi produk Pizza Party?

1.4 Manfaat Penulisan
            Dalam Penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritik, sebagai berikut:
            1.4.1 Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Bisnis Berkelanjutan melalui Pengembangan Produk dan Promosi. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan bisnis, bisnis berkelanjutan dan manajemen strategis, dan menjadi referensi untuk para peneliti selanjutnya yang ingin menganalisis pada variable penelitian ini,
            1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat secara praktis khususnya pada pihak-pihak sebagai berikut:
a.    Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan perspektif baru tentang keterlibatan Pengembangan Produk dan Promosi untuk Bisnis Berkelanjutan pada usaha Pizza Party, Tampan, Pekanbaru.
b.    Bagu UMKM Pizza Party, penelitian ini memberi pandangan baru dalam membangun strategi bisnis berkelanjutan dan mampu menghadapi persaingan di era digital yang dinamis dengan kecepatan perubahan-perubahan teknologi dan informasi.
c.    Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan penelitian empiris terhadap literature ilmiliah yang berkonsentrasi dan peduli pada peningkatan kualitas UMKM di Indonesia.
d.   Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan bahan rujukan riset dimasa yang akan datang, khususnya pada bidang keilmuan perencanaan dan pengembangan bisnis, bisnis berkelanjutan dan manajemen strategis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Pengertian Pengembangan Usaha
            Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka  besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.
            Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain-lain.
2.2       Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Pandji Anoraga (2007), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain:
Tahap I: Identifikasi Peluang
Perlu mengidentifikasi peluang dengan didukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti:
1. Rencana Perusahaan
2. Saran dan usul manajemen kecil
3. Program dan pemerintah
4. Hasil berbagai riset peluang usaha
5. Kadin atau asosiasi usaha sejenis
Tahap II: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap III: Seleksi Altenatif
Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Ketersediaan Pasar
2. Resiko Kegagalan
3. Harga
Tahap IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih
Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih.
Tahap V : Evaluasi
Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
2.3       Jenis –Jenis Strategi Pengembangan Usaha
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2009).
2.3.1 Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009). Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Strategi pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Di samping itu sekaligus melakukan pengembangan produk, bagi upaya mendalami pengaruh dari siklus yang dikenal sebagai product life style.
Penekanan dari pelaksanaan strategi pengembangan produk adalah untuk meningkatkan daya tarik produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan reputasi perusahaan, serta memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Menurut David (2009), lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif, yaitu:
a. Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
b. Ketika organisasi berkompetensi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat.
c. Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”.
d. Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuan tinggi.
e. Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
2.3.2    Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru (David, 2009). Strategi pengembangan pasar dipilih untuk dijalankan dengan pertimbangan dapat dilakukannya pengkoordinasian, sehingga akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih kecil. Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran produk yang sekarang dijalankan, dengan pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam pengoperasian baik untuk pelanggan yang ada, maupun untuk pelanggan baru. Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan saluran distribusi dan cabang perusahaan, serta mengubah dan meningkatkan program advertensi dan promosi. Pengembangan pasar adalah suatu keputusan stratejik dari suatu perusahaan atau korporasi ( Assauri, 2013). Keputusan stratejik itu diarahkan untuk dapat memanfaatkan peluang pasar bagi pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.
Keberhasilan ini diharapkan suatu perusahaan dapat mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dalam pelaksanaanya suatu strategi pemasaran perusahaan menggambarkan rencana bermain manajerial untuk keberhasilan dalam menjalankan penjualan dan bagian pemasaran dari suatu bisnis. Suatu perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan pasarnya dengan penekanan pada lingkup stratejik di dalam suatu industri, dengan menawarkan lebih banyak produk/teknologi/jasa guna membuka jalan untuk segmen pasar yang lebih banyak.
Menurut David (2009) ada enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu:
a. Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik.
b. Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya.
c. Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.
d. Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.
e. Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
f. Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global
dalam cakupannya.
2.3.3    Strategi Pengembangan yang Terkonsentrasi
Strategi pengembangan yang terkonsentrasi memfokuskan pada suatu kombinasi produk dan pasar tertentu. Suatu pertumbuhan terkonsentrasi merupakan strategi perusahaan yang langsung menekankan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu produk tunggal, dalam suatu pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan. Pemilihan secara rasional atas pendekatan ini adalah melakukan penetrasi pasar dengan strategi terkonsentrasi, yang dimanfaatkan perusahaan atas pengalaman pengolahan operasi bisnis perusahaan di dalam suatu arena bisnis persaingan.
Strategi pengembangan yang Terkonsentrasi diarahkan untuk mempertinggi kinerja perusahaan. Dimungkinkannya hal ini, karena didukung oleh kemampuan menilai kebutuhan pasar, pengetahuan tentang perilaku pembeli, sensitivitas harga pelanggan dan efektivitasdari advertensi dan promosi. Suatu perusahaan menjalankan strategi pertumbuhan yang terkonsentrasi secara berhasil, bila didukung oleh pengembangan keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi upaya pencapaian keberhasilan bersaing.
2.3.4    Strategi Inovasi
Strategi inovasi menjadi perhatian bagi suatu perusahaan, karena dalam  banyak industri apabila tidak dilakukan inovasi akan dapat meningkatkan timbulnya risiko yang dihadapi perusahaan itu. Strategi inovasi selalu dibutuhkan perusahaan baik untuk produk-produk industri, maupun untuk barang-barang konsumsi , karena selalu diharapkan adanya perubahan atau kemajuan dari produk yang ditawarkan. Di dalam era persaingan, kompetensi suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk yang sama dengan biaya yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi baru yang lebih maju.
2.3.5    Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenisMdioperasikan pada pasar produk yang sama.
2.4 Bisnis Berkelanjutan
            Menurut Bantacut (dalam Angga, 2018), bisnis berkelanjutan merupakan integrasi manajemen lingkungan dalam pengembangan usaha. Dalam bisnis berkelanjutan dipengaruhi manajemen lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Setiap bisnis pasti dibangun dengan tujuan utama untuk bertahan lama dan menghasilkan keuntungan. bisnis yang dapat tetap eksis dan berkelanjutan merupakan bisnis yang visioner. Konsep bisnis yang berkelanjutan mengarus utamakan bukan hanya sekedar memasarkan, tetapi sisi lain yakni Pengembangan Bisnis.
2.5 Tahap Desain Model Pengembangan Bisnis
            Tahap akhir dari strategi pengembangan bisnis adalah mendesain model bisnis berdasarkan rumusan strategi. Desain model pengembangan bisnis yang sederhana dapat dilakukan dengan metode model bisnis kanvas. Berikut cara mendesain model bisnis menggunakan model bisnis kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010). 
Menurut Osterwalter (2010), menyatakan bahwa membuat desai model bisnis kanvas dimulai dengan menentukan “segmen pelanggan”. Hal ini dikarenakan Pelangganlah yang menentukan kehidupan organisasi. Perusahaan harus menetapkan customer segment yang paling mungkin membeli produk kita atau pelangganlah yang menentuk produk yang dijual nantinya. Selanjutnya mengisi kotak proporsi nilai merupakan pernyataan keunikan produk ataupun jasa yang dijanjikan perusahaan kepada customer segment yang dibidik. Selanjutnya adalah mengisi kotak saluran pemasaran. Saluran pemasaran menjelaskan cara organisasi mengomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya. Selanjutnya, kotak mengisi kotak hubungan dengan pelanggan karena kotak ini mendefinisikan seberapa besar kegiatan organisasi dalam menjaga hubungan dengan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah mengisi kotak aliran pendapatan atau sumber dana yang diperoleh perusahaan. 
Setelah kotak yang menentukan alur tujuan perusahaan terisi. Selanjutnya mengisi kotak yang mendukung kinerja perusahaan yaitu kotak sumber daya kunci, aktifitas kunci, kemitraan diatur sedemikian rupa sehingga efisien. Efesiensi dalam kotak-kotak ini sangat diperlukan untuk menjaga kotak struktur biaya dapat optimal.
Key Partnership
Key Activity
Value Prepotition
Customer Relationship
Customer Segmentation
Key Resource
Curved Down Arrow: vChannel
                    Cost Structure
                           Revenue Stream
Gambar 1. Desain Penyusunan Model Bisnis Kanvas (Ostherwalder and Pigneur 2010)

BAB III
METODE PENULISAN
Objek pada penelitian dalam paper ini yaitu Pizza Party Tampan, Pekanbaru. Pizza Party merupakan salah satu UMKM yang berada di Pekanbaru yang memiliki beberapa cabang, salah satunya di Kec. Tampan. Sumber data paper ini terdiri dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang berasal dari narasumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini yaitu Pizza Party Tampan. Sedangkan data sekunder berasal dari buku-buku literature, jurnal ilmiah dan sebagainya.
             Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara tertutup dan studi kepustakaan. Instrumen pengumpulan data yaitu pedoman wawancara. Data yang telah masuk di analisis dengan metode deskriptif dengan langkah-langkah menemukan dan menggambarkan fenomena yang terjadi, menganalisis permasalahan, verifikasi/penarikan kesimpulan, dan solusi.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan dan kemajuan di dunia bisnis saat ini menghadapi era persaingan global yang sangat ketat. Persaingan dalam perekonomian menuntut kita untuk dapat mencari peluang dan berkarya dengan kreatif agar dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan untuk memenuhi pendapatan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup. Zaman digitalisasi ini sangat mempermudah manusia dalam kehidupan khususnya berbisnis. Seperti yang di temui bahwa arus teknologi yang berkembang pesat dapat mempengaruhi kebiasaan yang ada di daerah tersebut. Digitalisasi tidak dapat di pungkiri kehadirannya. Namun dapat di atasi dengan berbagai solusi.
 Banyak hal positive yang dapat kita ambil dari digitalisasi ini, salah satunya dalam pengembangan produk dan promosi. Saat ini kaula muda maupun dewasa tidak dapat terlepas dari yang namanya gadget. Sehingga menimbulkan sebuaah kebiasaan ataupun dapat dikatakan menimbulkan selera konsumen yang baru, yaitu berjualan secara online maupun membeli produk secara online. Adanya perubahan selera konsumen tersebut membuat para pengusaha-pengusaha mengembangkan usaha untuk menganut teknologi yang berkembang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Pizza Party Tampan dengan wawancara tertutup, yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas  jawabannya (Kuesioner) dengan jawaban yang telah disediakan untuk dipilih.  Pada penelitian ini terdapat suatu masalah yang terkait dengan judul yang diangkat menjadi sebuah permasalahan yang harus dibahas secara runut, mengenai pengembangan usaha.
Ada bebebrapa penyebab kurangnya pengembangan usaha pada Pizza Party yaitu kurangnya dilakukan melayani konsumen dengan cara-cara baru. Konsumen merupakan kebutuhan dari seorang pengusaha, oleh karena itu konsumen harus dilayani dengan sebaik mungkin, dengan cara mengembangkan pelayanan menjadi semenarik mungkin sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada saat konsumen menunggu Pizza siap dimasak. Dapat dikembangkan pelayanan dengan cara-cara baru seperti dengan diadakannya demonstrasi atau atraksi dalam pembuatan pizza tersebut.
Kemudian penyebab selanjutnya yaitu kurang kreatif dalam penataan operasi toko. Banyak saat ini remaja-remaja untuk membeli atau berkunjung ke suatu tempat melihat penataan toko. Pada pizza party dapat dilihat penataan toko yang biasa saja, sehingga kurangnya minat koonsumen untuk membeli. Remaja-remaja saat ini menyukai tempat yang memiliki spot-spot foto yang menarik, hal ini dapat diterapkan pada Pizza Party dengan keterbatasan tempat usaha. Spot foto dapat diletak diluar tempat usaha, sehingga nantinnya banyak yang penasaran dan berkunjung ke Pizza Party.
Gambar 2. Toko Pizza Party Panam
Selanjutnya Pizza Party tidak menggunakan cara-cara yang unik untuk menantang pesaing. Saat ini kita menghadapi era digitalisasi, hal itu dapat di jadikan sebuah peluang dalam membuat hal- hal unik sehingga dapat menantang pesaing. Seperti dengan aktif pada media social, dengan membuat video-video atau story pada instagram yang lucu-lucu sehingga dapat menantang pesaing dalam berkompetisi.
Dan yang terakhir yaitu kurangnya pengembangan produk pada Pizza Party. Pengembangan produk merupakan suatu hal yang penting pada sebuah usaha. Adanya pengembangan produk akan menimbulkan variasi produk dan dapat mengubah selera konsumen, bukan konsumen yang merubah selera. Pengembangan produk pada pizza party dapat dilakukan dengan mengembangkan kerupuk opak yang besar menjadi pengganti roti pizza dan mengembangkan bentuk-bentuk pizza yang awalnya hanya bulat saja, dapat di bentuk dengan berbagai bentuk.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengembangan usaha pada Pizza Party Tampan akibat dari kurangnya kreatifitas. Pekanbaru termasuk kedalam masyarakat yang di mana kehidupan masyarakat di Kota Pekanbaru sudah Heterogen. Masyarakat yang heterogen cenderung cepat menerima globalisasi, hal ini lah yang membuat cepatnya perubahan selera konsumen.
Kurangnya dilakukan melayani konsumen dengan cara-cara baru dan Kurangnya kreatifitas pada pengembangan produk dan penggunaan digitalisasi menimbulkan menurunnya minat beli konsumen semakin banyak. Oleh karena itu solusi-solusi yang telah diberikan seperti pemanfaatan media social, atraksi untuk melayani konsumen, membuat spot foto, dan pengembangan produk dengan bentuk pizza yang berbagai macam hingga roti pizza yang diganti dengan kerupuk opak sehingga dapat menimbulkan daya Tarik pembeli dan dapat memelakukan bisnis yang berkelanjutan pada Pizza Party Tampan.
5.2 Saran
Pengembangan usaha merupakan hal yang harus dilakukan secara terus menurus agar usaha yang dijalankan dapat beroperasi secara berkelanjutan. Pengembangan usaha dapat dilakukan dari hal yang kecil sehingga usaha dapat bertahan. Oleh karna itu juga diperlukannya sumbangan pemikiran dari pegawai-pegawai untuk mengembangkan usaha.





















DAFTAR PUSTAKA
Anoraga Pandji, 2007. Pengantar bisnis. Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rieneka Cipta
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Fred R. David, 2009, Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta.
Bantacut, Tajuddin. BISNIS BERKELANJUTAN: Integrasi Manajemen Lingkungan Dalam Pengelolaan Usaha. Vol 17 Tahun 2012.
Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean(AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No 2.
1 Peluang dan Tantangan dalam Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA) Sumber : https://www.cermati.com/artikel/peluang-dan-tantangan-dalam-masyarakatekonomi-asean-mea (diakses pada 12 MEI 2019 pukul 21.20 WIB).
2 Darmawati, Determinasi Registrasi Penduduk di Kota Pekanbaru, (Teroka Riau, 2008), Vol. VIII, No. 2, h. 61-71.
3 Data UMKM di Pekanbaru Sumber:

1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    BalasHapus