Jumat, 24 November 2017

PERBEDAAN MANAJEMEN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PENJUALAN

TUGAS
SALES MANAGEMENT

DISUSUN OLEH:
ZAKIYAH ULFA ARYANI
ALDINO SYAHPUTRA
KISYA HAYUNI
KEMAL ALDIAN FALDANO

PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2017



MARKETING MANAGEMENT VS SALES MANAGEMENT

Istilah penjualan sering disalah artikan dengan istilah pemasaran, bahkan ironisnya ada yang menganggap sama pengertian antara penjualan dengan pemasaran. Kesalahpahaman tidak hanya pada praktek penjualan tetapi juga pada struktur organisasi perusahaan..
Kesalahan pemahaman perbedaan marketing dan sales umumnya disebabkan kedua hal ini sering dianggap sama. Salah satu kasus mungkin anda sering melihat banyak (bahkan mengalami) perusahaan yang salah mencari seorang marketing, padahal sebenarnya mencari salesman. Begini, untuk melakukan marketing (pemasaran) dibutuhkan pemikiran yang sistematis dikarenakan menyangkut area tugas dan wewenangnya yang begitu luas, sedangkan sales hanya dibutuhkan naluri serta kemampuan pendekatan persuasif terhadap pembeli untuk mendorong penjualan produk.
Pada dasarnya konsep penjualan itu berorientasi pada laba yang besar tetapi tidak mementingkan kepuasan konsumennya, sedangkan konsep pemasaran lebih berorientasi pada laba dan juga mementingkan kepuasan konsumennya. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai kedua konsep tersebut:
1. Pengertian Pemasaran dan Penjualan
            Menurut American Marketing Association (Assauri, 2002: 4) Pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Basu Swasta (2001:8) menyatakan bahwa pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide, kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.
            Menurut Zulkarnain (2012: 9)  pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Menurut Rina (2011:144) Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Menurut Kotler dan Keller (dalam Zulkarnain, 2012: 9) Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
            Jadi dapat disimpulkan, Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.
             Menurut Marwan (Dalam Rina, 2011:147) penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengebangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
            Menurut Moekijat (Dalam Willy dan Sugiono, 2013: 2) Selling adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan member petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi keduabelah pihak.
Menurut Basu Swastha (2001:8), Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi, adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan jasa antara penjualan dengan pembeli. Didalam perekonomian kita ( ekonomi uang), seseorang yang menjual sesuatu akan mendapat imbalan berupa uang. Dengan alat penukar berupa uang, orang akan lebih mudah memenuhi segala keinginannya dan penjualan lebih mudah dilakukan.
Menurut Swasta (2001: 26) manajemen penjualan adalah perencanaan, Pelaksanaan dan pengendalian program-program kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan. Definisi tersebut menyarankan bahwa manajemen penjualan itu berkaitan dengan pengambilan keputusan strategi disamping pelaksanaan rencana-rencana pemasaran.
Disamping definisi Manajemen penjualan yang telah dikemukakan sebelumnya, Definisi lain yang pada prinsipnya sama namun lebih detail, yaitu pengertian manajemen penjualan Menurut American Marketing Association (Dalam Basu Swastha, 2001: 27) yang mendefinisikan Manajemen Penjualan adalah perencanaan, pengarahan dan pengawasan tatap muka, termasuk penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervisi, pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan pada para tenaga penjual.
Jadi dapat disimpulkan, Manajemen Penjualan adalah suatu proses perencanaan , pengorganisasian, implementasi, pengendalian terhadap aktifitas kegiatan menjual yang dilakukan oleh perusahaan melalui tenaga penjualan. Manajemen penjualan termasuk kegiatan penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervise, pembayaran dan pemotivasian serta pengembangan kemampuan yang diberikan kepada tenaga penjual.

2. Konsep  Pemasaran
Menurut Assauri (1996:76) konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi konsep pemasaran adalah orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan pelanggan yang melebihi dari kepuasaan yang diberikan oleh para saingan. Konsep pemasaran pada dasarnya adalah falsafah manajemen yang merupakan suatu landasan yang dipakai oleh pimpinan perusahaan dalam mensukseskan usahanya.
Pada konsep pemasaran kedaulatan konsumen mendapat tempat yang sangat penting. Penentuan mengenai macam produk yang dihasilkan bukan ditentukan oleh konsumen. Perusahaan membuat barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen merasa puas dan dari kepuasaan konsumen inilah perusahaan mendapatkan keuntungan. Menurut Assauri (1996:79) langkah pertama yang mendasari konsep ini adalah penentuan kebutuhan potensial dan aktual dari konsumen, oleh karena itu pelaksanaan konsep ini memerlukan :
1.     Penyelidikan  dan penemuan keinginan konsumen dan mengusahakan agar perusahaan / organisasi dapat memenuhinya. Perlu nya observasi lapangan atau melakukan kontak dengan pasar, agar kita mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen pada waktu tertentu. Sehingga, produk yang dihasilkan sangat  berpengaruh terhadap kehidupan konsumen dan konsumen memberikan respon yang baik kepada perusahaan dengan cara membeli produknya.
2.     Pemikiran bahwa buatlah apa yang dapat dijual, dan bukan mencoba menjual apa yang anda buat. Terkadang perusahaan menjual produk-produk di pasar yang mana barang tersebut tidak diminati oleh konsumen. Oleh karena itu, produsen harus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Semua produksi yang dilakukan tidak akan memberikan dampak positif bagi keuangan perusahaan karena produk yang dihasilkan tidak terjual dipasaran. Dengan demikian produsen harus jeli terhadap segmentasi pasar. Apa yang dibutuhkan oleh konsumen maka itu lah yang harus diproduksi dan jual.
3.     Usaha untuk mencintai pembeli dan bukan produknya. Memberikan pelayan yang memuaskan dan baik kepada konsumen lebih menjadi prioritas bagi seorang produsen karena dengan mencintai konsumen tadi akan timbul hubungan yang baik antara produsen dan konsumen. Sehinnga, konsumen tidak merasa canggung dengan produsen yang selalu menjadikan nya sebagai langganan dalam berbelanja.
Menurut swastha (2001:35) dalam era globalisasi pemasaran berawal dari suatu ide bahwa untuk mencapai laba jangka panjang perusahaan harus dapat memahami konsumen beserta keinginannya. Untuk itu perusahaan harus membagi  pasarnya kedalam segmen-segmen atau kelompok konsumen serta menentukan keinginan untuk menentukan keinginan dari segmen-segmen tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, bahwa untuk mencapai keberlangsungan perusahaan bisnis dalam jangka panjang ,produsen ataupun perusahaan harus berorientasi kepada pasar. Orientasi kepada pasar maksudnya ialah produsen meriset ataupun menganalisis apa yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga produk yang dihasilkan produsen  diterima oleh pasar dengan respon yang baik dari konsumen.
Hal sama yang disampaikan oleh Kotler (1984:15) bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberi kepuasaan secara lebih efisien dan efektif daripada yang diberikan oleh para pesaing. Jadi, untuk meraih tujuan perusahaan dalam konsep pemasaran yaitu dengan menentukan kebutuhan pasar dengan cara mengobservasi keinginan pasar berdasarkan data yang telah diperoleh. Pada saat iklim tertentu perusahaan harus siap dalam menanggapi kebutuhan yang  dibutuhkan oleh konsumen agar produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasaan bagi konsumen dan produk tersebut dapat dijangkau oleh daya beli konsumen.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa konsep pemasaran berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai keberlangsungan hidup perusahaan serta terbentuknya kepuasaan pelanggan dan tercapainya loyalitas pelanggan. Dalam halnya, manajemen marketing adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang disusun untuk menciptakan, membangun dan menangani pertukaran yang menguntungkan dengan sasaran pasar, dengan maksud untuk meraih tujuan perusahaan. Pemasar harus pandai dalam mengatur tingkat, saat dan komposisi permintaan, karena permintaan bisa sangat berbeda dengan apa yang diinginkan perusahaan.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan mengatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup bila perusahaan tidak melaksanakan usaha penjualan dan promosi yang penting (Kotler, 1984:15). Konsep penjualan dipakai secara agresif oleh perusahaan yang menjual barang-barang yang tidak menarik, biasanya tidak terlintas dalam bentuk pembeli untuk membeli barang-barang ini, seperti : asuransi, ensiklopedi dan tanah kuburan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyempurnakan tekhnik penjualan untuk memburu calon pembeli dan menjual secara agresif demi keuntungan produknya. Dalam melaksanakan konsep penjualan, jumlah dan klasifikasi personalia yang terlibat di dalam kegiatan pemasaran, termasuk Kepala Bagian Pemasaran, tenaga penjual dan tenaga promosi.
Tenaga penjual dan tenaga promosi mempuyai kaitan yang sangat erat yang dalam proomosi penjualan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa promosi penjualan merupapakan kegiatan promosi selain advertensi, personal selling, dan publisitas yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dan yang dapat meningkatkan efektivitas para penyalur dengan mengadakan pameran display dan peragaan/demonstrasi dan berbagai kegiatan penjualan yang lain, yang dilakukan sewaktu-waktu dan tidak sifat rutin. Menurut Kanzunnudi (2009:4) Dalam praktek kegiatan penjualan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
(a) Kondisi dan kemampuan penjualan
(b) Kondisi pasar yang ada
(c) Banyaknya permodalan yang digunakan
(d) Kondisi organisasi perusahaan
(e) Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penjualan.
Menurut Assauri (1996:77) Bahwa konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan untuk dijual dan didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi,sehingga tujuan perusahaan jangka pendek dapat di capai melalui pencapaian target penjualan. Menurut penjelasan tersebut bahwa penjualan menekankan pada aspek produk, tidak memperhatikan orientasi pada konsumen. Konsep penjualan hanya meningkatkan pada volume penjualan tidak memperhatikan kepuasan konsumen sehingga tidak membentuk loyalitas pelanggan.
Konsep penjualan juga dipraktekkan dalam usaha nirlaba. Sebuah partai politik dengan agresif menjual kandidatnya kepada para pemilih, sambil menggambarkannya sebagai orang yang paling tepat untuk tugasnya. Kandidat melancarkan pidato politiknya di daerah-daerah para pemilih sejak pagi hingga larut malam. Uang yang tak terhitung jumlahnya dibelanjakan untuk iklan radio, televisi, poster, dan surat-surat pos. Segala kelemahan dalam diri kandidat tersebut tidak kelihatan oleh publik, karena tujuannya adalah penjualan berhasil, tidak perlu memperdulikan kepuasaan setelah pembelian berlangsung. Dengan demikian konsep penjualan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan melalui peningkatan program penjualan untuk mencapai target penjualan.
Berdasarkan kedua konsep tersebut terdapat perbedaan antara konsep pemasaran dan konsep penjualan yang nampak setelah pembahasan tersebut. Kalau di gambarkan secara skematis perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan adalah seperti berikut :
Konsep pemasaran
Kebutuhan dan keinginan konsumen
                                                 
                              Kegiatan pemasaran terpadu

                               Kepuasan konsumen

                                                                                         Tujuan perusahaan jangka panjang
Konsep pemasaran dimulai dengan mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen dipasar agar produk yang dijual dipasaran laku terjual dengan usaha pemasaran terpadu sehingga timbul kepuasaan konsumen dan mengakibatkan loyalitas terhadap konsumen sebagai kunci untuk meraih tujuan perusahaan.


Konsep penjualan
Produk
                        Kegiataan penjualan dan promosi
                                                 Target penjualan
                                                                        Tujuan perusahaan jangka pendek
Konsep penjualan berawal dari menekankan orientasi terhadap produk yang dipasarkan dengan melakukan kegiatan penjualan dan promosi yang efetif. Produk yanng akan dijual harus jelas kemana produk tersebut dituju sehingga tujuan perusahaan jangka pendek perusahaan tercapai yaitu terciptanya loyalitas pelanggan.

  4. Strategi Pemasaran dan Strategi Penjualan
Menurut Basu  Swastha dan Irawan (1990:67), menyatakan bahwa Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama,tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda.jadi,strategi  di buat berdasarkan suatu tujuan.
Perumusan strategi merupakan penyusunan langkah ke depan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis serta keuangan perusahaan, dan merancang strategi dalam mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Langkah yang dilakukan perusahaan ketika merumuskan strategi, yaitu: (Kartajaya, dalam Rahmi, 2013:81)
1. Menganalisis lingkungan yang akan dimasuki perusahaan di masa depan dan menentapkan misi perusahaan untuk bisa mencapai visi yang diinginkan dalam lingkungan tersebut.
2. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan
3. Merumuskan factor sebagai ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang.
4. Menentukan tujuan dan target, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan kondisi eksternal yang dihadapi.

Ø  Strategi Pemasaran
Menurut Basu Swastha dan Irawan (1990:69),menyatakan bahwa dalam merencanakan kegiatan pemasaran yang akan datang,menejer pemasaran sering dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang muncul,antara lain :
1.Apakah perusahaan harus memusatkan perhatiannya pada jenis-jenis pembeli tertentu saja?
2.Apakah yang di inginkan oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhannya?
3.Bagaimanakah manajemen akan mengkoordinasikan marketing mix-nya?
4.Apakah perusahaan  perlu menghindari persaingan?
5.Marketing mix seperti apakah yang terbaik bagi perusahaan?
6.Dalam cara seperti apa penyedia (supplier) mempengaruhi usaha-usaha pemasaran dari produsen?
7.Bagaimana faktor-faktor pendapatan dan ketenaga-kerjaan mempengaruhi usaha perusahaan untuk menjual produknya?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat tergantung pada strategi pemasaran yang akan ditempuh oleh perusahaan.strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentu  strategi ini dapat dilakukan oleh menejer pemasaran dengan membuat tuga macam keputusan,yaitu:
-Konsumen manakah yang akan dituju?
-Kepuasan seperti apakah yang di inginkan oleh konsumen tersebut?
-Marketing mix seperti apakah yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut?
Ketiga elemen ini sangat menentukan arah dari strategi pemasaran perusahaan.strategi tersebut merupakan rencana jangka panjang yang digunakan sebagai pedoman bagi kegiatan-kegiatan persoanalia pemasaran.
Adapun elemen-elemen strategi pemasaran berserta hubungannya antara masing-masing elemen dapat dilihat pada gambar III-5. Dengan suatu riset pemasaran, menejer berusaha untuk menentukan konsumen manakah yang akan di tuju. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai atau memilih konsumen tertentu sebagai sasarannya.Kemudian, menejer mengidentifikasi keinginan mereka agar dapat menentukan kombinasi marketing mix yang paling efektif. Dalam hal ini perlu juga memperhatikan berbagai macam faktor lingkungan (demografi,kondisi perekonomian,sosial dan kebudayaan,politik dan hukum,teknologi, serta persaingan), dan kekuatan serta kelemahan organisasi .

Gambar III-5
ELEMEN-ELEMEN STRATEGI PEMASARAN
 



Rounded Rectangle: PasarRounded Rectangle: Riset PemasaranText Box: organisasiFlowchart: Terminator: Faktor-Faktor LingkunganMm






                                                          
Strategi pemasaran yang berhasil umumnya di tentukan dari satu atau beberapa variabel marketing mix nya.jadi,perusahaan dapat mengembangkan strategi produk,harga,distribusi atau promosi,atau mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke dalam suatu rencana strategis yang menyeluruh.
Ø  Penentuan Posisi Pasar
Menurut Basu swastha dan irawan (1990:76),menyatakan bahwa Konsep dari strategi pemasaran selanjutnya adalah penentuan posisi pasar (marketing positioning). Disini,perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah memperoleh posisi tertentu di pasar.oleh karena itu ia harus menentukan sasaran pasarnya dulu.
Ada suatu pertanyaan :”Apakah yang menyebabkan segmen pasar itu menarik bagi suatu perusahaan?”Segmen pasar itu di anggap sangat menarik  bila mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
-Segmen pasar tersebut cukup besar
-segmen pasar tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut
-segmen pasar tersebut tidak di kuasai oleh pesaing-pesaing yang ada
-segemen pasar tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani atau di penuhi oleh perusahaan
Yang dapat dikatakan bahwa untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan harus dapat memasuki segmentasi pasar yang menghasilakan perjualan serta tingkat laba paling besar.
Dalam penentuan posisi pasar terdapat dua macam strategi,yakni: Konsentrasi segmen tunggal,dan Konsentrasi segmen ganda.
1.     Konsentrasi Segmen Tunggal
Konsentrasi segmen tunggal ini merupakan strategi yang dapat di tempuh perusahaan bila ingin mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja.
2.     Konsentrasi Segmen ganda
Konsentrasi segmen ganda ini merupakan strategi dimana perusahaan menginginkan posisi yang kuat dalam beberapa segmen. Hal ini didasarkan pada suatu keadaan bahwa kekuatan dalam satu segmen akan memberikan keuntungan pada segmen lainnya.jadi,pencapaian segmen pasar yang satu dilakukan bersama-sama dengan pencapaian segmen pasar lainnya.
Pemilihan diantara kedua strategi konsentrasi tersebut sangat menentukan produk yang akan di buat,calon pemebeli yang akan dilayani,dan pesaing yang akan di hadapi oleh perusahaan.
Strategi memasuki pasar
Menurut Basu swastha dan Irawan (1990:77),menyatakan bahwa perusahaan dapat menempuh beberapa cara untuk memasuki segmen pasar yang di tuju,yaitu dengan:
1.Membeli perusahaan orang lain
Membeli perusahan lain ini di anggap suatu cara yang paling mudah untuk memasuki pasar. Selain itu juga di anggap paling cepat karena perusahaan yang di beli sudah mempunyai pasar tertentu. Dengan cara ini perusahaan dapat menghindari proses pengujian yang mahal dan waktu yang lama. Adapun faktor-faktor atau masalah-masalah yang harus di pertimbangkan untuk menggunakna cara ini adalah:
-Perusahaan yang membeli tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang di beli
-sangat menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya
2.Berkembang sendiri
Cara ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menganggap bahwa posisi yang kuat hanya menganggap bahwa posisi yang kuat hanya dapat diacapai dengan menjalankan riset dan pengembangan sendiri.
Ada faktor-faktor penghalang bagi perusahaan untuk memasuki pasar melalui cara berkembang sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Memperoleh hak paten
Skala produksi yang paling  ekonomis
Memperoleh saluran distribusi
Menentukan supplier yang paling menguntungkan
Biaya promosi yang mahal dan faktor-faktor lain
3.Kerjasama dengan perusahaan lain
Cara lain untuk memasuki seuatu segmen adalah dengan kerjasama dari perusahaan lain. Adapun keuntungan –keuntungannya antara lain:
-Resiko di tanggung bersama-sama.jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
-masing-masing perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi masing-masing perusahaan dapat saling melengkapi atau saling menutup kekurangan –kekurangan yang ada.

Menurut Basu Swastha dan Irawan (1990:79),menyatakan bahwa marketing mix adalang kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan,yakni: produk,Struktur harga,kegiatan promosi dan system distribusi.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud kan dalam definisi tersebut adalah termasuk keputusan-keputusan dari empat variabel,yaitu:
1.Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik,merknya,garansi dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan –keputusan tentang harga,distribusi dan promosi dapat di ambil.
2.Harga
Pada setiap produk atau jasa yag ditawarkan,bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu di pertimbang kan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya,keuntungan,praktek sainagn,dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan,mark-up,mark-down dan sebagainya.
3.Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah:
a.sistem transportasi
b.Sistem penyimpanan, dan
c.Pemilihan saluran distribusi
4.Pomosi
Yang termasuk kedalam kegiatan promosi adalah periklanan,personal selling,promosi penjualan dan publisitas.Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah,televise,surat kabar,dan sebagainya),penentuan bentuk iklan dan beritanya. Penarikan,pemilihan,latihan,kompensasi,dan supervise merupakan tugas manajemen dalam kaitannya dengan salesman(penjual). Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan suatu pameran,peragaan,demontrasi,contoh-contoh dan sebagainya. Sedangkan publisitas merupakan keguatan yang hamper sama dengan periklanan,hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.
Variabel-variabel marketing mix tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang kuat dipasar. Misalnya :perusahaan mengguanakn 2 variabel marketing mix,yaitu kualitas produk dan harga. Masig-masing variabel dapat dibuat dalam beberapa tingkatan yakni:
-kualitas produk dan harga tinggi
-kualitas produk dan harga sedang
-kualitas produk dan harga rendah
Ø  Strategi penentuan waktu
Menurut Basu swastha dan Irawan (1990:80),menyatakan bahwa apabila perusahaan telah menemukan kesempatan yang baik,kemudian menetapkan tujuan dan mengembangkan strategi pemasaran,ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut dapat segera beroperasi. Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.Oleh karena itu masalah penentuan waktu yang tepat sangat penting bagi perusahaan untuk melaksanakan program pemasarannya.
Ø  Strategi Penjualan
Menurut Basu Swastha ( Dalam Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, 2013:3) Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut . Hal yang berbeda disampaikan oleh Robert M. Grant (Dalam Zulkarnain, 2012: 75) Strategi merupakan suatu rencana keseluruhan dalam memanfaat kan sumber daya untuk memperoleh kedudukan yang menguntung, sedangkan TAKTIK merupakan skema dari tindakan yang spesifik. Jadi, strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaan yang tepat dalam perusahaan.
           Menurut Willy dan Sugiono (2013: 3) Strategi penjualan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk menentukan bagaimana dapat meningkatkan volume penjualan produknya dan dapat memenuhi serta memberikan kepuasan akan permintaan konsumen.
Berikut adalah pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan atau memperbaharui strategi penjualan yang tepat:
o Apakah penekanan diutamakan pada mempertahankan pelanggan saat ini atau menambah pelanggan yang ada.
o Keputusan tersebut ditentukan oleh lamanya wiraniaga berurusan dengan pelanggan, pertumbuhan status industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan, kekuatan pesaing, dan tujuan pemasaran (khususnya dalam menambah pelanggan).
o Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi (untuk meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing, teleconferencing, cybermarketing, dan penjualan terkomputerisasi), dan teknik penjualan inovatif (seperti prensentasi dengan video) banyak menguntungkan pemasar dalam hal memproduktifkan sumber-sumber armada penjualnya.
o Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi
Ø  Identifikasi Potensi Pasar
Dalam jurnal Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto(2013:4),Menurut Hanke dan Reitsch (1995), metode peramalan dapat dibagi menjadi dua yakni :
a. Metode peramalan kualitatif atau subyektif, yaitu :
“Qualitative forecasting techniques relied on human judgments and intuition more than manipulation of past historical data”
Metode yang hanya didasarkan kepada penilaian dan intuisi, bukan kepada pengolahan data historis.
b. Metode peramalan kuantitatif, yaitu :
“Quantitative techniques that need no input of judgments, they are mechanical procedures that produce quantitative result and some quantitative procedures require a much more sophisticated manipulation of data than do other”
Teknik kuantitatif tidak memerlukan masukan, teknik kuantitatif adalah suatu prosedur mekanisme yang menghasilkan suatu kesimpulan kuantitatif dan beberapa prosedur manipulasi data yang lebih rumit.

Ø  Promosi penjualan
Menurut Basu Swasta (Willy dan Sugino, 2013:4) “Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya”
Menurut berman dan evan (Dalam Willy dan Sugiono, 2013: 4) “Promosi penjualan adalah usaha penjualan yang meliputi aktivitas komunikasi pemasaran selain periklanan, public relation, dan personal selling yang dapat merangsang pembelian dari konsumen dan efektifitas dealer. Termasuk pameran (displays), pertandingan (contests), undian kupon, program frequent shopper, hadiah, sample, demonstrasi, referral gifts, dan usaha penjualan dalam batas waktu tertentu diluar rutinitas penjualan pada umumnya”.
5. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Keller ( Dalam Christian A.D Selang, 2013: 72) Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. (Kotler dan Keller, 2007).Menurut Anoraga ( Dalam Geraldy, 2013: 1293) Bauran Pemasaran adalah variabel-variabe yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Menurut Lovelock, C.H, dan Wright, L.K. ( Dalam Johannes, Mulyadi dan M. Lukman, 2009:37) Konsep tentang 4P (product, price, place dan promotion) yang dikenalkan oleh McCharty seiring dengan perkembangan bisnis mengalami modifikasi khususnya di bidang pemasaran jasa. Dalam pemasaran jasa, instrumen 4P berkembang menjadi 7P, dimana di dalamnya ditambahkan orang (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evident).

Dikutip dari Geraldy Tambajong (2013:1993) Sebagai berikut:
1) Produk: Produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, akuisisi, penggunaan atau konsumsi dan yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. (Kotler & Amstrong, 2005:27).
2) Harga: Rencana pemasaran harus mencakup pertimbangan harga. Penentuan harga campuran meliputi persaingan, biaya, , diskon, dan geografi. Bahkan jika semua yang lain aspek dari bauran pemasaran yang sempurna, dengan harga yang salah konsumen tidak akan membeli produk. Rencana pemasaran harus mencakup pertimbangan tentang seberapa fleksibel harga, siklus hidup harga, yang mendapat diskon, dan biaya transportasi. (Perreault, Jr & McCarthy, 2008:36).
3) Tempat: Tempat meliputi masalah pemasaran seperti; jenis penyaluran, paparan, transportasi, distribusi dan lokasi. Sebuah produk harus tersedia untuk konsumen kapan dan dimana konsumen inginkan. Pemasar menggambarkan ini sebagai “penyaluran”. Penyaluran menjelaskan setiap perusahaan (atau individu) yang berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen ke konsumen. (Perreault, Jr. & McCarthy, 2008:38).
4) Promosi: Promosi adalah cara khusus dari dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk tujuan iklan dan pemasarannya (Kotler, 2004:21). Kombinasi strategi yang baik dari variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya yang direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. (Swastha,2000:35).
            Dikutip dari Christian A.D Selang (2013: 73) sebagai berikut:
1. Produk (Product)
Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk. (Tjiptono, 2008).
2. Harga (Price)
Definisi harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya. (Engel, J; Blackwell R, 2004).
3. Tempat (Place)
Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang. (Tjiptono, 1996).
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tjiptono (2007:209-210).
5. Orang
Terdapat empat criteria peranan atau pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi pelanggan, yaitu peran: Contractors: people disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Modifier: people tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: repsionis. Influencers: people mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. Isolated: people tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya: karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan data processing. Lupiyoadi (2001:63).
6. Proses
Membedakan proses dalam dua cara, yaitu : Complexity, dalam hal ini berhubungan dengan langkahlangkah dan tahap dalam proses. Divegernce, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah tahap proses. Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi keinginan tersebut. Desain jasa tersebut disampaikan. Proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa diberikan kepada pelanggan. Dengan demikian, pemasar harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasar juga sering terlibat dalam pengawasan kualitas jasa. Lupiyoadi (2001:64).
7. Bukti Fisik
Perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut : An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya. As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. As effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. (Hurriyati, 2005:64).
Menurut Lovelock, C.H, dan Wright, L.K. ( Dalam Johannes, Mulyadi dan M. Lukman, 2009:37) Adapun tambahan bauran pemasaran sehingga menjadi 7P secara ringkas adalah sebagai berikut.
1) Orang (People).
Orang sangat berperan dalam perusahaan jasa karena terlibat langsung menyampaikan produk ke pelanggan. Bagaimanapun kemajuan teknologi, fungsi orang sebagai bagian dari pelayanan tidak dapat digantikan.
2) Proses (Process).
Proses menyangkut kegiatan menggerakkan aktivitas perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk itu, semua aktivitas kerja adalah proses melibatkan prosedur, jadwal, tugas mekanisme, aktivitas dan rutinitas. Unsur proses yang dipahami pelanggan dan sesuai dengan yang dijanjikan akan turut menentukan kepuasan pelanggan.
3) Penampilan Fisik (Physical Evidence).
Penampilan fisik suatu perusahaan sangat berpengaruh sekali terhadap nasabah untuk membeli atau menggunakan produk jasa yang ditawarkan.
6. Loyalitas Konsumen
            Menurut Kotler dan Amstrong ( Dalam Rizan dan Fajar,2011: 138) Kepuasan Pelanggan adalah tingkat dimana suatu pencapaian performan dari sebuah produk yang diterima oleh konsumen sama dengan ekspektasi konsumen itu sendiri.
            Menurut Zulkarnain (2012: 136) Loyalitas Pelanggan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku pembelian yang positif ditunjukan pelanggan etrhadap perusahaan, merek, toko, pemasok.
Menurut J. Supranto (Dalam  Deny dan Edwin, 2013:2) Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapanny. Harapan pelanggan dapat dibentuk dari pengalaman masa lalu, komentar dari kerabatnya serta janji dan infromasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberikan komentar yang baik terhadap perusahaan.
Menurut Tjiptono (Dalam Deny dan Edwin, 2013: 3) Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten . Sementara itu, loyalitas pelanggan (customer loyalty) dalam konteks pemasaran jasa,  sebagai respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari keberlanjutan relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi maupun kendala pragmatis.
Menurut Hasan (Dalam Deny dan Edwin) , Loyalitas berkembang mengikuti empat tahap, yaitu :
1. Loyalitas Kognitif
Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap ini menggunakan basis informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya, loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi saja.
2. Loyalitas Afektif
Loyalitas tahap ini didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada periode awal pembelian (masa prakonsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa pascakonsumsi).
3. Loyalitas Konatif
Dimensi konatif (niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan afektif terhadap merek. Konatif menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu kearah tujuan tertentu.
4. Loyalitas Tindakan
Meskipun pembelian ulang adalah suatu hal yang sangat penting bagi pemasar, penginterpretasian loyalitas hanya pada pembelian ulang saja tidak cukup, karna pelanggan yang membeli ulang belum tentu mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa yang dibeli. Pembelian ulang dilakukan bukan karena puas, melainkan mungkin karena terpaksa atau fakor lainnya, ini tidak termasuk dimensi loyal. Oleh karena itu, untuk mengenali perilaku loyal dilihat dari dimensi ini ialah dari komitmen pembelian ulang yang ditujukan pada suatu produk dalam kurun waktu tertentu secara teratur. Banyak yang menyaksikan betapa sulitnya menjamin bahwa pelanggan akan membeli ulang dari penyedia yang sama jika ada pilihan lan yang lebih menarik baik dari segi harga maupun pelayanannya.
 Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen yang dianggap paling penting yang disebut “The Big Eight factors“ yang
secara umum dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut (Hannah and Karp, dalam Trisno Musanto, 2004:126):
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk :
v Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk produk.
Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
v Hubungan antara nilai sampai pada harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh perbedaan antara
nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu
produk yang dihasilkan oleh badan usaha.
v Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang menghasilkan
suatu manfaat.
v Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan
apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:
v Jaminan
Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian harga
pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak setelah pembelian.
v Respon dan cara pemecahan masalah
Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi
keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:
v Pengalaman karyawan
Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV Sarana Media
Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pembelian
Kemudahan dan kenyamanan
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan
oleh perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.










DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
Basu, Swasta DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
      Liberty.
Basu, Swasta DH. 1990. Manajemen Penjualan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Irawan, Deny dan Edwin Japarianto.2013. Analisa pengaruh kualitas produk terhadap
      loyalitas melalui kepuasan sebagai variabel intervening pada pelanggan restoran por ke  
      Surabaya..Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1 N0. 2 Hal 1-8. Surabaya: Universitas
      Kristen Petra.
Jonannes, Mulyadi, dan M. Lukman. 2009. Analisis Kepuasan Nasabah Prioritas
       Berdasarkan Bauran Pemasaran. Jurnal Manajemen Pemasaran Modern. Vol. 1 No. 1
      Hal. 35-45. Jambi: Universitas Jambi.
Kanzunnudin, Mohammad. 2009. Konsep Penjualan vs Konsep Pemasaran. Fokus Ekonomi.
      Vol.4 No. 2 Hal. 1-8. Semarang: STIEPARI.
Musanto, Trisno. 2004. Faktor- Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelangga: studi
      kasus pada CV. Sara Media Advertising Surabaya. Jurnal Manajemen dan  
      Kewirausahaan. Vol. 6 No. 2 Hal. 123-136. Surabaya: Universitas Katolik Widya
      Mandala.
Pratama, Willy, dan Sugiono. 2013. Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan dalam
       Rangka meningkatkan Penjualan toko Damai.Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol.
      2, No. 1, Hal. 1-15. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Rachmawati, Rina. 2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap
       peningkatan penjualan (sebuah kajian terhadap bisnis restoran). Jurnal Kompotensi
       Teknik. Vol.2 No. 2. Hal. 143-150. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rizan, Mohammad dan Fajar Andika. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas
        Pelayanan terhadap kepuasan pelanggan ( SurveyPelanggan Suzuki, Dealer Fatmawati,
       Jakarta Selatan). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol. 2 No. 1, Hal. 130-151.
      Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Selang, Christian A.D. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya terhadap Loyalitas konsumen
      pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA. Vol.1 no. 3 hal. 71-80. Manado:
      Universitas Sam Ratulangi.
Tambajong, Geraldy. 2013. Bauran Pemasaran pengaruhnya terhadap penjualan sepeda
     motor Yamaha di PT SARANA NIAGA MEGAH KERTA MANADO. Jurnal EMBA. Vol.1
     No. 3 Hal. 1291-1301. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Yuliana, Rahmi. 2013. Analisis Strategi Pemasaran pada produk sepeda motor matik berupa    
       segmentasi, targeting, dan positioning serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
      konsumen di Semarang.Jurnal STIE Semarang. Vol. 5 No. 2. Hal. 79-92. Semarang: STIE
      Semarang.
Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual: Pendekatan teoritis dan kecakapan menjual. Yogyakarta: 
      Graha Ilmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar