TUGAS
SALES MANAGEMENT
DISUSUN OLEH:
ZAKIYAH ULFA ARYANI
ALDINO SYAHPUTRA
KISYA HAYUNI
KEMAL ALDIAN FALDANO
PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
MARKETING MANAGEMENT VS SALES
MANAGEMENT
Istilah penjualan sering disalah artikan dengan
istilah pemasaran, bahkan ironisnya ada yang menganggap sama pengertian antara
penjualan dengan pemasaran. Kesalahpahaman tidak hanya pada praktek penjualan
tetapi juga pada struktur organisasi perusahaan..
Kesalahan
pemahaman perbedaan marketing dan sales umumnya disebabkan
kedua hal ini sering dianggap sama. Salah satu kasus mungkin anda sering
melihat banyak (bahkan mengalami) perusahaan yang salah mencari seorang
marketing, padahal sebenarnya mencari salesman. Begini, untuk melakukan
marketing (pemasaran) dibutuhkan pemikiran yang sistematis dikarenakan
menyangkut area tugas dan wewenangnya yang begitu luas, sedangkan sales hanya
dibutuhkan naluri serta kemampuan pendekatan persuasif terhadap pembeli untuk
mendorong penjualan produk.
Pada dasarnya konsep
penjualan itu berorientasi pada laba yang besar tetapi tidak mementingkan
kepuasan konsumennya, sedangkan konsep pemasaran lebih berorientasi pada laba
dan juga mementingkan kepuasan konsumennya. Berikut ini
penjelasan lebih rinci mengenai kedua konsep tersebut:
1.
Pengertian Pemasaran dan Penjualan
Menurut
American Marketing Association (Assauri, 2002: 4) Pemasaran diartikan sebagai
hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya
barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Basu Swasta (2001:8) menyatakan bahwa pemasaran
adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang,
jasa, ide, kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Menurut Zulkarnain (2012: 9) pemasaran adalah
sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Menurut Rina
(2011:144) Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan
komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang
atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai
dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang
pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam
konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Menurut Kotler
dan Keller (dalam Zulkarnain, 2012: 9) Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni
dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
Jadi
dapat disimpulkan, Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.
Menurut Marwan (Dalam Rina, 2011:147)
penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengebangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli,
guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
Menurut
Moekijat (Dalam Willy dan Sugiono, 2013: 2) Selling adalah suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan member petunjuk agar pembeli
dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan
perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi keduabelah pihak.
Menurut Basu
Swastha (2001:8), Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang atau
jasa yang ditawarkan. Jadi, adanya penjualan dapat tercipta suatu proses
pertukaran barang dan jasa antara penjualan dengan pembeli. Didalam
perekonomian kita ( ekonomi uang), seseorang yang menjual sesuatu akan mendapat
imbalan berupa uang. Dengan alat penukar berupa uang, orang akan lebih mudah
memenuhi segala keinginannya dan penjualan lebih mudah dilakukan.
Menurut Swasta
(2001: 26) manajemen penjualan adalah perencanaan, Pelaksanaan dan pengendalian
program-program kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan
penjualan perusahaan. Definisi tersebut menyarankan bahwa
manajemen penjualan itu berkaitan dengan pengambilan keputusan strategi
disamping pelaksanaan rencana-rencana pemasaran.
Disamping definisi Manajemen penjualan yang telah
dikemukakan sebelumnya, Definisi lain yang pada prinsipnya sama namun lebih
detail, yaitu pengertian manajemen penjualan Menurut American Marketing Association (Dalam Basu
Swastha, 2001: 27) yang mendefinisikan Manajemen Penjualan adalah perencanaan,
pengarahan dan pengawasan tatap muka, termasuk penarikan, pemilihan,
perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervisi, pembayaran dan pemotivasian
sebagai tugas yang diberikan pada para tenaga penjual.
Jadi dapat disimpulkan, Manajemen Penjualan adalah suatu
proses perencanaan , pengorganisasian, implementasi, pengendalian terhadap
aktifitas kegiatan menjual yang dilakukan oleh perusahaan melalui tenaga
penjualan. Manajemen
penjualan termasuk kegiatan penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan,
penentuan rute, supervise, pembayaran dan
pemotivasian
serta pengembangan kemampuan yang diberikan kepada tenaga penjual.
2. Konsep Pemasaran
Menurut Assauri (1996:76) konsep
pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang
berorientasi kepada kebutuan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh
kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen
sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi konsep pemasaran adalah orientasi perusahaan yang menekankan
bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar,
dan selanjutnya memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut sehingga dicapai
tingkat kepuasan pelanggan yang melebihi dari kepuasaan yang diberikan oleh
para saingan. Konsep pemasaran pada dasarnya adalah falsafah manajemen yang
merupakan suatu landasan yang dipakai oleh pimpinan perusahaan dalam
mensukseskan usahanya.
Pada konsep pemasaran kedaulatan
konsumen mendapat tempat yang sangat penting. Penentuan mengenai macam produk
yang dihasilkan bukan ditentukan oleh konsumen. Perusahaan membuat barang yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen merasa puas dan dari
kepuasaan konsumen inilah perusahaan mendapatkan keuntungan. Menurut Assauri
(1996:79) langkah pertama yang mendasari konsep ini adalah penentuan kebutuhan
potensial dan aktual dari konsumen, oleh karena itu pelaksanaan konsep ini
memerlukan :
1. Penyelidikan dan penemuan keinginan konsumen dan
mengusahakan agar perusahaan / organisasi dapat memenuhinya. Perlu nya
observasi lapangan atau melakukan kontak dengan pasar, agar kita mengetahui
apa-apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen pada waktu tertentu. Sehingga,
produk yang dihasilkan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan konsumen dan konsumen memberikan respon
yang baik kepada perusahaan dengan cara membeli produknya.
2. Pemikiran
bahwa buatlah apa yang dapat dijual, dan bukan mencoba menjual apa yang anda
buat. Terkadang perusahaan menjual produk-produk di pasar yang mana barang
tersebut tidak diminati oleh konsumen. Oleh karena itu, produsen harus
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Semua produksi yang dilakukan
tidak akan memberikan dampak positif bagi keuangan perusahaan karena produk
yang dihasilkan tidak terjual dipasaran. Dengan demikian produsen harus jeli
terhadap segmentasi pasar. Apa yang dibutuhkan oleh konsumen maka itu lah yang
harus diproduksi dan jual.
3. Usaha
untuk mencintai pembeli dan bukan produknya. Memberikan pelayan yang memuaskan
dan baik kepada konsumen lebih menjadi prioritas bagi seorang produsen karena
dengan mencintai konsumen tadi akan timbul hubungan yang baik antara produsen
dan konsumen. Sehinnga, konsumen tidak merasa canggung dengan produsen yang
selalu menjadikan nya sebagai langganan dalam berbelanja.
Menurut swastha (2001:35) dalam era
globalisasi pemasaran berawal dari suatu ide bahwa untuk mencapai laba jangka
panjang perusahaan harus dapat memahami konsumen beserta keinginannya. Untuk
itu perusahaan harus membagi pasarnya
kedalam segmen-segmen atau kelompok konsumen serta menentukan keinginan untuk
menentukan keinginan dari segmen-segmen tersebut. Berdasarkan penjelasan
tersebut, bahwa untuk mencapai keberlangsungan perusahaan bisnis dalam jangka
panjang ,produsen ataupun perusahaan harus berorientasi kepada pasar. Orientasi
kepada pasar maksudnya ialah produsen meriset ataupun menganalisis apa yang
menjadi kebutuhan konsumen sehingga produk yang dihasilkan produsen diterima oleh pasar dengan respon yang baik
dari konsumen.
Hal sama yang disampaikan oleh Kotler
(1984:15) bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menentukan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberi kepuasaan secara lebih efisien
dan efektif daripada yang diberikan oleh para pesaing. Jadi, untuk meraih
tujuan perusahaan dalam konsep pemasaran yaitu dengan menentukan kebutuhan
pasar dengan cara mengobservasi keinginan pasar berdasarkan data yang telah
diperoleh. Pada saat iklim tertentu perusahaan harus siap dalam menanggapi
kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen
agar produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasaan bagi konsumen dan produk
tersebut dapat dijangkau oleh daya beli konsumen.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa
konsep pemasaran berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini
bertujuan untuk mencapai keberlangsungan hidup perusahaan serta terbentuknya
kepuasaan pelanggan dan tercapainya loyalitas pelanggan. Dalam halnya,
manajemen marketing adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
yang disusun untuk menciptakan, membangun dan menangani pertukaran yang
menguntungkan dengan sasaran pasar, dengan maksud untuk meraih tujuan
perusahaan. Pemasar harus pandai dalam mengatur tingkat, saat dan komposisi
permintaan, karena permintaan bisa sangat berbeda dengan apa yang diinginkan
perusahaan.
3. Konsep
Penjualan
Konsep penjualan mengatakan bahwa
konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup bila
perusahaan tidak melaksanakan usaha penjualan dan promosi yang penting (Kotler,
1984:15). Konsep penjualan dipakai secara agresif oleh perusahaan yang menjual
barang-barang yang tidak menarik, biasanya tidak terlintas dalam bentuk pembeli
untuk membeli barang-barang ini, seperti : asuransi, ensiklopedi dan tanah
kuburan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyempurnakan tekhnik penjualan
untuk memburu calon pembeli dan menjual secara agresif demi keuntungan
produknya. Dalam melaksanakan konsep penjualan, jumlah dan klasifikasi personalia
yang terlibat di dalam kegiatan pemasaran, termasuk Kepala Bagian Pemasaran,
tenaga penjual dan tenaga promosi.
Tenaga penjual dan tenaga promosi
mempuyai kaitan yang sangat erat yang dalam proomosi penjualan. Jadi dapatlah
dikatakan bahwa promosi penjualan merupapakan kegiatan promosi selain
advertensi, personal selling, dan publisitas yang dapat mendorong pembelian
oleh konsumen, dan yang dapat meningkatkan efektivitas para penyalur dengan
mengadakan pameran display dan peragaan/demonstrasi dan berbagai kegiatan
penjualan yang lain, yang dilakukan sewaktu-waktu dan tidak sifat rutin.
Menurut Kanzunnudi (2009:4) Dalam praktek kegiatan penjualan itu dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
(a) Kondisi dan kemampuan penjualan
(b) Kondisi pasar yang ada
(c) Banyaknya permodalan yang
digunakan
(d) Kondisi organisasi perusahaan
(e)
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penjualan.
Menurut Assauri (1996:77) Bahwa konsep
penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan untuk dijual dan
didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi,sehingga tujuan perusahaan
jangka pendek dapat di capai melalui pencapaian target penjualan. Menurut
penjelasan tersebut bahwa penjualan menekankan pada aspek produk, tidak
memperhatikan orientasi pada konsumen. Konsep penjualan hanya meningkatkan pada
volume penjualan tidak memperhatikan kepuasan konsumen sehingga tidak membentuk
loyalitas pelanggan.
Konsep penjualan juga dipraktekkan dalam
usaha nirlaba. Sebuah partai politik dengan agresif menjual kandidatnya kepada
para pemilih, sambil menggambarkannya sebagai orang yang paling tepat untuk
tugasnya. Kandidat melancarkan pidato politiknya di daerah-daerah para pemilih
sejak pagi hingga larut malam. Uang yang tak terhitung jumlahnya dibelanjakan
untuk iklan radio, televisi, poster, dan surat-surat pos. Segala kelemahan
dalam diri kandidat tersebut tidak kelihatan oleh publik, karena tujuannya
adalah penjualan berhasil, tidak perlu memperdulikan kepuasaan setelah pembelian
berlangsung. Dengan demikian konsep penjualan adalah kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan melalui peningkatan program penjualan
untuk mencapai target penjualan.
Berdasarkan
kedua konsep tersebut terdapat perbedaan antara konsep pemasaran dan konsep
penjualan yang nampak setelah pembahasan tersebut. Kalau di gambarkan secara
skematis perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan adalah seperti berikut
:
Konsep pemasaran
Kebutuhan dan keinginan
konsumen
Kegiatan
pemasaran terpadu
Kepuasan
konsumen
Tujuan
perusahaan jangka panjang
Konsep pemasaran
dimulai dengan mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen dipasar agar
produk yang dijual dipasaran laku terjual dengan usaha pemasaran terpadu
sehingga timbul kepuasaan konsumen dan mengakibatkan loyalitas terhadap
konsumen sebagai kunci untuk meraih tujuan perusahaan.
Konsep penjualan
Produk
Kegiataan penjualan dan promosi
Target penjualan
Tujuan
perusahaan jangka pendek
Konsep penjualan berawal dari menekankan
orientasi terhadap produk yang dipasarkan dengan melakukan kegiatan penjualan
dan promosi yang efetif. Produk yanng akan dijual harus jelas kemana produk
tersebut dituju sehingga tujuan perusahaan jangka pendek perusahaan tercapai
yaitu terciptanya loyalitas pelanggan.
4. Strategi Pemasaran dan Strategi Penjualan
Menurut
Basu Swastha dan Irawan (1990:67),
menyatakan bahwa Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama,tetapi
strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat
berbeda.jadi,strategi di buat
berdasarkan suatu tujuan.
Perumusan strategi merupakan penyusunan langkah ke
depan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis
serta keuangan perusahaan, dan merancang strategi dalam mencapai tujuan
tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Langkah yang
dilakukan perusahaan ketika merumuskan strategi, yaitu: (Kartajaya, dalam
Rahmi, 2013:81)
1. Menganalisis lingkungan yang akan
dimasuki perusahaan di masa depan dan menentapkan misi perusahaan untuk bisa
mencapai visi yang diinginkan dalam lingkungan tersebut.
2. Menganalisis lingkungan internal dan
eksternal mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh perusahaan
3. Merumuskan factor sebagai ukuran
keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang
dirancang.
4. Menentukan tujuan dan target, mengevaluasi berbagai
alternatif strategi dan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan
kondisi eksternal yang dihadapi.
Ø Strategi Pemasaran
Menurut Basu Swastha dan Irawan
(1990:69),menyatakan bahwa dalam merencanakan kegiatan pemasaran yang akan
datang,menejer pemasaran sering dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang
muncul,antara lain :
1.Apakah perusahaan harus memusatkan
perhatiannya pada jenis-jenis pembeli tertentu saja?
2.Apakah yang di inginkan oleh pembeli
untuk memuaskan kebutuhannya?
3.Bagaimanakah manajemen akan
mengkoordinasikan marketing mix-nya?
4.Apakah perusahaan perlu menghindari persaingan?
5.Marketing mix seperti apakah yang
terbaik bagi perusahaan?
6.Dalam cara seperti apa penyedia
(supplier) mempengaruhi usaha-usaha pemasaran dari produsen?
7.Bagaimana faktor-faktor pendapatan dan
ketenaga-kerjaan mempengaruhi usaha perusahaan untuk menjual produknya?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut sangat tergantung pada strategi pemasaran yang akan ditempuh oleh
perusahaan.strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana
keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentu
strategi ini dapat dilakukan oleh menejer pemasaran dengan membuat tuga
macam keputusan,yaitu:
-Konsumen manakah yang akan dituju?
-Kepuasan seperti apakah yang di
inginkan oleh konsumen tersebut?
-Marketing mix seperti apakah yang
dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut?
Ketiga elemen ini sangat menentukan arah
dari strategi pemasaran perusahaan.strategi tersebut merupakan rencana jangka
panjang yang digunakan sebagai pedoman bagi kegiatan-kegiatan persoanalia
pemasaran.
Adapun elemen-elemen strategi pemasaran
berserta hubungannya antara masing-masing elemen dapat dilihat pada gambar
III-5. Dengan suatu riset pemasaran, menejer berusaha untuk menentukan konsumen
manakah yang akan di tuju. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai atau memilih
konsumen tertentu sebagai sasarannya.Kemudian, menejer mengidentifikasi
keinginan mereka agar dapat menentukan kombinasi marketing mix yang paling
efektif. Dalam hal ini perlu juga memperhatikan berbagai macam faktor
lingkungan (demografi,kondisi perekonomian,sosial dan kebudayaan,politik dan
hukum,teknologi, serta persaingan), dan kekuatan serta kelemahan organisasi .
Gambar
III-5
ELEMEN-ELEMEN
STRATEGI PEMASARAN
Mm
Strategi
pemasaran yang berhasil umumnya di tentukan dari satu atau beberapa variabel
marketing mix nya.jadi,perusahaan dapat mengembangkan strategi
produk,harga,distribusi atau promosi,atau mengkombinasikan variabel-variabel
tersebut ke dalam suatu rencana strategis yang menyeluruh.
Ø Penentuan
Posisi Pasar
Menurut Basu
swastha dan irawan (1990:76),menyatakan bahwa Konsep dari strategi pemasaran
selanjutnya adalah penentuan posisi pasar (marketing positioning).
Disini,perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat
memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor.
Perusahaan baru dapat beroperasi setelah memperoleh posisi tertentu di pasar.oleh
karena itu ia harus menentukan sasaran pasarnya dulu.
Ada suatu
pertanyaan :”Apakah yang menyebabkan segmen pasar itu menarik bagi suatu
perusahaan?”Segmen pasar itu di anggap sangat menarik bila mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
-Segmen pasar tersebut
cukup besar
-segmen pasar
tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut
-segmen pasar
tersebut tidak di kuasai oleh pesaing-pesaing yang ada
-segemen pasar
tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani atau di penuhi oleh
perusahaan
Yang dapat
dikatakan bahwa untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan harus dapat memasuki
segmentasi pasar yang menghasilakan perjualan serta tingkat laba paling besar.
Dalam penentuan
posisi pasar terdapat dua macam strategi,yakni: Konsentrasi segmen tunggal,dan
Konsentrasi segmen ganda.
1. Konsentrasi
Segmen Tunggal
Konsentrasi
segmen tunggal ini merupakan strategi yang dapat di tempuh perusahaan bila
ingin mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja.
2. Konsentrasi
Segmen ganda
Konsentrasi
segmen ganda ini merupakan strategi dimana perusahaan menginginkan posisi yang
kuat dalam beberapa segmen. Hal ini didasarkan pada suatu keadaan bahwa
kekuatan dalam satu segmen akan memberikan keuntungan pada segmen
lainnya.jadi,pencapaian segmen pasar yang satu dilakukan bersama-sama dengan
pencapaian segmen pasar lainnya.
Pemilihan
diantara kedua strategi konsentrasi tersebut sangat menentukan produk yang akan
di buat,calon pemebeli yang akan dilayani,dan pesaing yang akan di hadapi oleh
perusahaan.
Strategi
memasuki pasar
Menurut
Basu swastha dan Irawan (1990:77),menyatakan bahwa perusahaan dapat menempuh
beberapa cara untuk memasuki segmen pasar yang di tuju,yaitu dengan:
1.Membeli
perusahaan orang lain
Membeli
perusahan lain ini di anggap suatu cara yang paling mudah untuk memasuki pasar.
Selain itu juga di anggap paling cepat karena perusahaan yang di beli sudah
mempunyai pasar tertentu. Dengan cara ini perusahaan dapat menghindari proses
pengujian yang mahal dan waktu yang lama. Adapun faktor-faktor atau masalah-masalah
yang harus di pertimbangkan untuk menggunakna cara ini adalah:
-Perusahaan
yang membeli tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang di beli
-sangat
menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya
2.Berkembang
sendiri
Cara
ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menganggap bahwa posisi
yang kuat hanya menganggap bahwa posisi yang kuat hanya dapat diacapai dengan
menjalankan riset dan pengembangan sendiri.
Ada
faktor-faktor penghalang bagi perusahaan untuk memasuki pasar melalui cara
berkembang sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Memperoleh
hak paten
Skala
produksi yang paling ekonomis
Memperoleh
saluran distribusi
Menentukan
supplier yang paling menguntungkan
Biaya
promosi yang mahal dan faktor-faktor lain
3.Kerjasama
dengan perusahaan lain
Cara
lain untuk memasuki seuatu segmen adalah dengan kerjasama dari perusahaan lain.
Adapun keuntungan –keuntungannya antara lain:
-Resiko
di tanggung bersama-sama.jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
-masing-masing
perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi masing-masing perusahaan
dapat saling melengkapi atau saling menutup kekurangan –kekurangan yang ada.
Menurut
Basu Swastha dan Irawan (1990:79),menyatakan bahwa marketing mix adalang
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system
pemasaran perusahaan,yakni: produk,Struktur harga,kegiatan promosi dan system
distribusi.
Kegiatan-kegiatan
yang dimaksud kan dalam definisi tersebut adalah termasuk keputusan-keputusan
dari empat variabel,yaitu:
1.Produk
Keputusan-keputusan
tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara
fisik,merknya,garansi dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat
dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah
ini telah diselesaikan, maka keputusan –keputusan tentang harga,distribusi dan
promosi dapat di ambil.
2.Harga
Pada
setiap produk atau jasa yag ditawarkan,bagian pemasaran berhak menentukan harga
pokoknya. Faktor-faktor yang perlu di pertimbang kan dalam penetapan harga
tersebut antara lain biaya,keuntungan,praktek sainagn,dan perubahan keinginan
pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah
potongan,mark-up,mark-down dan sebagainya.
3.Distribusi
Ada
tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi
(tempat). Aspek tersebut adalah:
a.sistem
transportasi
b.Sistem
penyimpanan, dan
c.Pemilihan
saluran distribusi
4.Pomosi
Yang
termasuk kedalam kegiatan promosi adalah periklanan,personal selling,promosi
penjualan dan publisitas.Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan
ini adalah pemilihan media (majalah,televise,surat kabar,dan
sebagainya),penentuan bentuk iklan dan beritanya.
Penarikan,pemilihan,latihan,kompensasi,dan supervise merupakan tugas manajemen
dalam kaitannya dengan salesman(penjual). Promosi penjualan dilakukan dengan
mengadakan suatu pameran,peragaan,demontrasi,contoh-contoh dan sebagainya.
Sedangkan publisitas merupakan keguatan yang hamper sama dengan periklanan,hanya
biasanya dilakukan tanpa biaya.
Variabel-variabel
marketing mix tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil suatu
strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang kuat dipasar. Misalnya :perusahaan
mengguanakn 2 variabel marketing mix,yaitu kualitas produk dan harga.
Masig-masing variabel dapat dibuat dalam beberapa tingkatan yakni:
-kualitas
produk dan harga tinggi
-kualitas
produk dan harga sedang
-kualitas
produk dan harga rendah
Ø Strategi
penentuan waktu
Menurut
Basu swastha dan Irawan (1990:80),menyatakan bahwa apabila perusahaan telah
menemukan kesempatan yang baik,kemudian menetapkan tujuan dan mengembangkan
strategi pemasaran,ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut dapat segera
beroperasi. Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila
bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.Oleh karena itu masalah penentuan
waktu yang tepat sangat penting bagi perusahaan untuk melaksanakan program
pemasarannya.
Ø Strategi Penjualan
Menurut
Basu Swastha ( Dalam Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, 2013:3)
Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut .
Hal yang berbeda disampaikan oleh Robert M. Grant (Dalam Zulkarnain, 2012: 75)
Strategi merupakan suatu rencana keseluruhan dalam memanfaat kan sumber daya
untuk memperoleh kedudukan yang menguntung, sedangkan TAKTIK merupakan skema
dari tindakan yang spesifik. Jadi, strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh, terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan
tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaan yang tepat dalam perusahaan.
Menurut Willy dan Sugiono (2013: 3)
Strategi penjualan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk menentukan
bagaimana dapat meningkatkan volume penjualan produknya dan dapat memenuhi
serta memberikan kepuasan akan permintaan konsumen.
Berikut
adalah pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan atau memperbaharui
strategi penjualan yang tepat:
o
Apakah penekanan diutamakan pada mempertahankan pelanggan saat ini atau
menambah pelanggan yang ada.
o
Keputusan tersebut ditentukan oleh lamanya wiraniaga berurusan dengan
pelanggan, pertumbuhan status industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan,
kekuatan pesaing, dan tujuan pemasaran (khususnya dalam menambah pelanggan).
o
Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi (untuk
meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing, teleconferencing,
cybermarketing, dan penjualan terkomputerisasi), dan teknik penjualan inovatif
(seperti prensentasi dengan video) banyak menguntungkan pemasar dalam hal
memproduktifkan sumber-sumber armada penjualnya.
o
Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi
Ø Identifikasi
Potensi Pasar
Dalam
jurnal Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto(2013:4),Menurut Hanke dan
Reitsch (1995), metode peramalan dapat dibagi menjadi dua yakni :
a.
Metode peramalan kualitatif atau subyektif, yaitu :
“Qualitative
forecasting techniques relied on human judgments and intuition more than
manipulation of past historical data”
Metode
yang hanya didasarkan kepada penilaian dan intuisi, bukan kepada pengolahan
data historis.
b.
Metode peramalan kuantitatif, yaitu :
“Quantitative
techniques that need no input of judgments, they are mechanical procedures that
produce quantitative result and some quantitative procedures require a much
more sophisticated manipulation of data than do other”
Teknik
kuantitatif tidak memerlukan masukan, teknik kuantitatif adalah suatu prosedur
mekanisme yang menghasilkan suatu kesimpulan kuantitatif dan beberapa prosedur
manipulasi data yang lebih rumit.
Ø Promosi
penjualan
Menurut
Basu Swasta (Willy dan Sugino, 2013:4) “Sales promotion adalah
kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas
yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan
alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya”
Menurut
berman dan evan (Dalam Willy dan Sugiono, 2013: 4) “Promosi penjualan adalah
usaha penjualan yang meliputi aktivitas komunikasi pemasaran selain periklanan,
public relation, dan personal selling yang dapat merangsang pembelian dari
konsumen dan efektifitas dealer. Termasuk pameran (displays), pertandingan
(contests), undian kupon, program frequent shopper, hadiah, sample,
demonstrasi, referral gifts, dan usaha penjualan dalam batas waktu tertentu
diluar rutinitas penjualan pada umumnya”.
5. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix)
Menurut
Kotler dan Keller ( Dalam Christian A.D Selang, 2013: 72) Bauran pemasaran
adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan
perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu
perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang
didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu
ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. (Kotler
dan Keller, 2007).Menurut Anoraga (
Dalam Geraldy, 2013: 1293) Bauran Pemasaran adalah variabel-variabe yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan
promosi. Menurut Lovelock,
C.H, dan Wright, L.K. ( Dalam
Johannes, Mulyadi dan M. Lukman, 2009:37) Konsep
tentang 4P (product, price, place dan promotion) yang dikenalkan oleh McCharty
seiring dengan perkembangan bisnis mengalami modifikasi khususnya di bidang
pemasaran jasa. Dalam pemasaran jasa, instrumen 4P berkembang menjadi 7P,
dimana di dalamnya ditambahkan orang (people), proses (process) dan bukti fisik
(physical evident).
Dikutip
dari Geraldy Tambajong
(2013:1993) Sebagai berikut:
1) Produk: Produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, akuisisi, penggunaan atau
konsumsi dan yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. (Kotler &
Amstrong, 2005:27).
2) Harga: Rencana pemasaran harus
mencakup pertimbangan harga. Penentuan harga campuran meliputi persaingan,
biaya, , diskon, dan geografi. Bahkan jika semua yang lain aspek dari bauran
pemasaran yang sempurna, dengan harga yang salah konsumen tidak akan membeli
produk. Rencana pemasaran harus mencakup pertimbangan tentang seberapa
fleksibel harga, siklus hidup harga, yang mendapat diskon, dan biaya
transportasi. (Perreault, Jr & McCarthy, 2008:36).
3) Tempat: Tempat meliputi masalah
pemasaran seperti; jenis penyaluran, paparan, transportasi, distribusi dan
lokasi. Sebuah produk harus tersedia untuk konsumen kapan dan dimana konsumen
inginkan. Pemasar menggambarkan ini sebagai “penyaluran”. Penyaluran
menjelaskan setiap perusahaan (atau individu) yang berpartisipasi dalam aliran
produk dari produsen ke konsumen. (Perreault, Jr. & McCarthy, 2008:38).
4) Promosi: Promosi adalah cara khusus
dari dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang
dipergunakan perusahaan untuk tujuan iklan dan pemasarannya (Kotler, 2004:21).
Kombinasi strategi yang baik dari variabel periklanan, personal selling dan
alat promosi lainnya yang direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
(Swastha,2000:35).
Dikutip dari Christian A.D Selang (2013: 73) sebagai berikut:
1. Produk
(Product)
Intensitas kompetisi di pasar memaksa
perusahaan untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih
keunggulan yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat
memperluas basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu.
Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam
menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan
faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga
sebelum memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan
produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan
kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan
produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah
penjualan produk. (Tjiptono, 2008).
2. Harga
(Price)
Definisi harga adalah sejumlah uang
(ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanannya. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa harga
yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual.
Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan
tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan
penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga,
mencapai laba maksimum dan sebagainya. (Engel, J; Blackwell R, 2004).
3. Tempat
(Place)
Lokasi atau tempat seringkali ikut
menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial
sebuah perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan
focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan
dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi
berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya
kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan
menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya,
dan persaingan di masa mendatang. (Tjiptono, 1996).
4. Promosi
(Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tjiptono (2007:209-210).
5. Orang
Terdapat empat criteria peranan atau
pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi pelanggan, yaitu peran:
Contractors: people disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam
frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli. Modifier: people tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi
cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: repsionis. Influencers:
people mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara
langsung kontak dengan konsumen. Isolated: people tidak secara langsung ikut
serta dalam marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.
Misalnya: karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan data processing.
Lupiyoadi (2001:63).
6. Proses
Membedakan
proses dalam dua cara, yaitu : Complexity, dalam hal ini berhubungan dengan langkahlangkah
dan tahap dalam proses. Divegernce, berhubungan dengan adanya perubahan dalam
langkah tahap proses. Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan
kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk
memenuhi keinginan tersebut. Desain jasa tersebut disampaikan. Proses
mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikoordinasikan untuk
menjamin kualitas dan konsistensi jasa diberikan kepada pelanggan. Dengan
demikian, pemasar harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena
pemasar juga sering terlibat dalam pengawasan kualitas jasa. Lupiyoadi
(2001:64).
7. Bukti
Fisik
Perusahaan melalui tenaga pemasarnya
menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai
berikut : An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi
dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring
pelanggan dari target pasarnya. As a message-creating medium. Menggunakan
simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens
mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. As effect-creating medium. Baju
seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu
yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. (Hurriyati, 2005:64).
Menurut
Lovelock,
C.H, dan Wright, L.K. ( Dalam
Johannes, Mulyadi dan M. Lukman, 2009:37) Adapun
tambahan bauran pemasaran sehingga menjadi 7P secara ringkas adalah sebagai
berikut.
1) Orang (People).
Orang sangat
berperan dalam perusahaan jasa karena terlibat langsung menyampaikan produk ke
pelanggan. Bagaimanapun kemajuan teknologi, fungsi orang sebagai bagian dari
pelayanan tidak dapat digantikan.
2) Proses (Process).
Proses
menyangkut kegiatan menggerakkan aktivitas perusahaan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Untuk itu, semua aktivitas kerja adalah proses melibatkan prosedur,
jadwal, tugas mekanisme, aktivitas dan rutinitas. Unsur proses yang dipahami
pelanggan dan sesuai dengan yang dijanjikan akan turut menentukan kepuasan
pelanggan.
3) Penampilan Fisik (Physical Evidence).
Penampilan fisik
suatu perusahaan sangat berpengaruh sekali terhadap nasabah untuk membeli atau
menggunakan produk jasa yang ditawarkan.
6.
Loyalitas Konsumen
Menurut Kotler
dan Amstrong ( Dalam Rizan dan Fajar,2011: 138) Kepuasan Pelanggan adalah
tingkat dimana suatu pencapaian performan dari sebuah produk yang diterima oleh
konsumen sama dengan ekspektasi konsumen itu sendiri.
Menurut
Zulkarnain (2012: 136) Loyalitas Pelanggan dapat didefinisikan sebagai suatu
perilaku pembelian yang positif ditunjukan pelanggan etrhadap perusahaan,
merek, toko, pemasok.
Menurut J.
Supranto (Dalam Deny dan Edwin, 2013:2)
Kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan
harapanny. Harapan pelanggan dapat dibentuk dari pengalaman masa lalu, komentar
dari kerabatnya serta janji dan infromasi pemasar dan saingannya. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberikan
komentar yang baik terhadap perusahaan.
Menurut
Tjiptono (Dalam Deny dan Edwin, 2013: 3) Loyalitas
pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, berdasarkan sikap
yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten . Sementara itu,
loyalitas pelanggan (customer loyalty) dalam konteks pemasaran jasa, sebagai
respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen
yang mendasari keberlanjutan relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian
berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi maupun kendala
pragmatis.
Menurut
Hasan (Dalam Deny dan Edwin) , Loyalitas berkembang mengikuti empat tahap,
yaitu :
1. Loyalitas
Kognitif
Konsumen yang
mempunyai loyalitas tahap ini menggunakan basis informasi yang memaksa menunjuk
pada satu merek atas merek lainnya, loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek
kognisi saja.
2. Loyalitas
Afektif
Loyalitas tahap
ini didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi
(pengharapan) pada periode awal pembelian (masa prakonsumsi) dan merupakan
fungsi dari sikap sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa
pascakonsumsi).
3. Loyalitas
Konatif
Dimensi konatif
(niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan afektif terhadap
merek. Konatif menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu
kearah tujuan tertentu.
4. Loyalitas
Tindakan
Meskipun
pembelian ulang adalah suatu
hal
yang sangat penting bagi pemasar, penginterpretasian loyalitas hanya pada
pembelian ulang saja tidak cukup, karna pelanggan yang membeli ulang belum
tentu mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa yang dibeli. Pembelian
ulang dilakukan bukan karena puas, melainkan mungkin karena terpaksa atau fakor
lainnya, ini tidak termasuk dimensi loyal. Oleh karena itu, untuk mengenali
perilaku loyal dilihat dari dimensi ini ialah dari komitmen pembelian ulang
yang ditujukan pada suatu produk dalam kurun waktu tertentu secara teratur.
Banyak yang menyaksikan betapa sulitnya menjamin bahwa pelanggan akan membeli
ulang dari penyedia yang sama jika ada pilihan lan yang lebih menarik baik dari
segi harga maupun pelayanannya.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan
harus dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen yang dianggap paling penting
yang disebut “The Big Eight factors“ yang
secara umum dibagi menjadi tiga kategori sebagai
berikut (Hannah and Karp, dalam Trisno Musanto, 2004:126):
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk :
v Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang
membentuk produk.
Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
v Hubungan antara nilai sampai pada harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang
ditentukan oleh perbedaan antara
nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga yang
dibayar oleh pelanggan terhadap suatu
produk yang dihasilkan oleh badan usaha.
v Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari
suatu produk yang menghasilkan
suatu manfaat.
v Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk sesuai dengan
apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:
v Jaminan
Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh
perusahaan untuk pengembalian harga
pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk
yang rusak setelah pembelian.
v Respon dan cara pemecahan masalah
Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi
keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
· Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:
v Pengalaman karyawan
Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan
karyawan CV Sarana Media
Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang
berhubungan dengan pembelian
Kemudahan dan kenyamanan
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang
diberikan
oleh perusahaan
terhadap produk yang dihasilkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Assauri, Sofjan.
2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Rajawali Press.
Basu, Swasta DH
dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran
Modern. Yogyakarta:
Liberty.
Basu, Swasta DH.
1990. Manajemen Penjualan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Irawan, Deny dan
Edwin Japarianto.2013. Analisa pengaruh
kualitas produk terhadap
loyalitas
melalui kepuasan sebagai variabel intervening pada pelanggan restoran por ke
Surabaya..Jurnal
Manajemen Pemasaran. Vol. 1 N0. 2 Hal 1-8. Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
Jonannes, Mulyadi,
dan M. Lukman. 2009. Analisis Kepuasan Nasabah
Prioritas
Berdasarkan Bauran Pemasaran. Jurnal Manajemen Pemasaran Modern.
Vol. 1 No. 1
Hal. 35-45. Jambi: Universitas Jambi.
Kanzunnudin,
Mohammad. 2009. Konsep Penjualan vs
Konsep Pemasaran. Fokus Ekonomi.
Vol.4 No. 2 Hal. 1-8. Semarang: STIEPARI.
Musanto, Trisno.
2004. Faktor- Faktor Kepuasan Pelanggan
dan Loyalitas Pelangga: studi
kasus
pada CV. Sara Media Advertising Surabaya. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol. 6 No. 2 Hal. 123-136.
Surabaya: Universitas Katolik Widya
Mandala.
Pratama, Willy,
dan Sugiono. 2013. Penyusunan Strategi
dan Sistem Penjualan dalam
Rangka meningkatkan Penjualan toko Damai.Jurnal Manajemen Pemasaran
Petra. Vol.
2, No. 1, Hal. 1-15. Surabaya:
Universitas Kristen Petra.
Rachmawati, Rina.
2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing
Mix) terhadap
peningkatan penjualan (sebuah kajian terhadap bisnis restoran).
Jurnal Kompotensi
Teknik. Vol.2 No. 2. Hal. 143-150.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rizan, Mohammad
dan Fajar Andika. 2011. Pengaruh Kualitas
Produk dan Kualitas
Pelayanan terhadap kepuasan pelanggan ( SurveyPelanggan Suzuki, Dealer
Fatmawati,
Jakarta Selatan). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol. 2 No.
1, Hal. 130-151.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Selang, Christian A.D. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya terhadap
Loyalitas konsumen
pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA. Vol.1 no. 3 hal. 71-80. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
Tambajong,
Geraldy. 2013. Bauran Pemasaran
pengaruhnya terhadap penjualan sepeda
motor
Yamaha di PT SARANA NIAGA MEGAH KERTA MANADO. Jurnal EMBA. Vol.1
No. 3 Hal. 1291-1301. Manado: Universitas
Sam Ratulangi.
Yuliana, Rahmi.
2013. Analisis Strategi Pemasaran pada
produk sepeda motor matik berupa
segmentasi, targeting, dan positioning serta pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian
konsumen
di Semarang.Jurnal STIE Semarang. Vol. 5 No. 2. Hal. 79-92. Semarang: STIE
Semarang.
Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual: Pendekatan teoritis dan
kecakapan menjual. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar